Nasdem tidak menutup diri. Nasdem tidak eksklusif. Nasdem inklusif, terbuka," ujar Effendi saat dimintai konfirmasi, Selasa (22/8/2023).
Effendi menyampaikan, terkait bayangan PDI-P tersebut, semua kepentingan bangsa dan negara bisa dibicarakan.
Effendi lantas menyinggung filosofi Nasdem yang pada intinya mengenai "teman" dan "musuh" dalam politik.
"Filosofi Nasdem, 'Kalau kamu tidak suka jangan berlebihan, siapa tahu suatu saat yang tidak kamu sukai akan menjadi temanmu.
Kalau mencintai juga jangan berlebihan, karena siapa tahu suatu saat yang kamu cintai menjadi musuhmu'," tutur dia.
Kemudian, Effendi mengatakan, dalam berpolitik, berbangsa dan bernegara, semua merupakan bersaudara.
Sebab, semua pihak punya tanggung jawab yang sama, dan semua nasionalis, Pancasilais, serta cinta Tanah Air.
Dia mengingatkan agar jangan sampai ada yang merasa paling nasionalis dan paling berhak di republik ini.
"Jangan ada yang merasa paling besar dan otomatis menang. Tidak. Fakta sejarah, banyak yang kecil bisa mengalahkan yang besar," ujar Effendi.
Dia mengatakan Effendi mengatakan, Nasdem bukan berarti tidak masalah jika Anies menjadi cawapres Ganjar.
Namun, kata dia, wacana duet Ganjar dan Anies bisa dibicarakan terlebih dahulu demi kepentingan Indonesia. "Membayamgkan, berimajinasi tidak dilarang," ujar Effendi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "PKS Sebut Penentuan Capres Belum Final, Opsi Duetkan Anies dan Ganjar Terbuka"
Baca artikel terkait lainnya di Wartakotalive.com Google News