WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pengamat teroris Islah Bahrawi mengungkapkan, tersangka teroris yang ditangkan Densus 88 Anti-Teror, DE alias Dananjaya Erbening alias Danan sangat serius ingin menyerbut Mako Brimob Kelapa Dua Depok.
Sebelum menjalankan aksinya, Danan berlatih menembak di Gunung Geulis.
Latihan menembah dilakukan dua bulan sekali, dan sekali latihan bisa selama enam jam.
Dia menggunakan senjata laras pendek Baikal Makarov buatan Rusia.
"Pada tahun 2018 Dananjaya Erbening alias Danan alias Abu Nibras melihat kerusuhan di Mako Brimob melalui televisi.
Dia lalu terinsipirasi dan terbangun militansinya untuk melakukan aksi teror dengan mencari informasi jual beli senjata api.
Baca juga: Teroris Bekasi Ditangkap, Tokoh Muda NU Islah Bahrawi: Jangan Anggap Sepele Isu Radikal-Radikul
Sejak itu Danan mulai menekuni bongkar-pasang dan jual-beli senjata api," tulis Islah Bahrawi di akun Twitternya.
Aktifis muda Nahdlatul Ulama asal Madura itu ikut dalam pemeriksaan tersangka DE yang dilakukan Densus 88.
Menurut Islah, setelah memiliki beberapa senjata api, Danan melakukan latihan menembak di Gunung Geulis 2 bulan sekali, setiap kali latihan menghabiskan waktu enam jam dengan menggunakan senjata jenis Baikal Makarov.
Tujuannya untuk melakukan penyerbuan ke Mako Brimob Kelapa Dua sesuai apa yang pernah ditonton di televisi tentang kerusuhan di lokasi yang sama 5 tahun lalu itu.
Pria yang juga punya nama alias Abu Nibras itu juga terinspirasi film propaganda ISIS tentang pertempuran Ghuwairan (pembebasan Napiter di Suriah).
Dia berhasrat untuk membebaskan Napiter yang ditahan di Mako Brimob dengan menggunakan senjata api laras panjang dan pendek.
Dalam rencananya, dia akan merebut senjata di gudang Brimob untuk dibagikan kepada Napiter dan berperang melawan polisi secara bersama-sama.
Baca juga: Dihadapan Ibunya Densus 88 Geledah Rumah Orang Tua Terduga Teroris Bekasi, Ini Yang Ditemukan
Sesuai pengakuannya, kata Islah, Danan mulai menekuni ajaran ideologi Wahabi-Salafi sejak menjadi siswa di SMK 7 Bale Endah, Bandung.
Dia rajin mengunjungi kajian ustadz William Maksum pada kisaran tahun 2010 di masjid Al-Hidayah, Komplek Bumi Sari Indah, Bandung.