WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA--Pengamat terorisme Islah Bahrawi menyebut beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah menjadi sarang teroris.
Penangkapan DE alias Danan alias Abu Mibras yang dilakukan Densus 88 di Bekasi Utara Senin (14/8/2023) menegaskan hal itu.
DE adalah pegawai PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) salah satu BUMN raksasa.
"Saya hanya ingin mengetuk kesadaran @KemenBUMN.
Sejak dulu saya dan beberapa teman berteriak ketika ada pendakwah beraliran Wahabi atau pengusung Khilafah yang anti-Pancasila berceramah di PLN, Telkom, Pertamina atau di Badan Usaha penting milik negara lainnya.
Gaji Pancasila
Banyak karyawan BUMN, Kementerian dan Lembaga negara hari ini yang mengharamkan Pancasila tapi menyuapkan makanan kepada diri dan anak istrinya dari "Gaji Pancasila"," tulis Islah Bahrawi di akun Twitternya.
"Mereka sadar, sangat sulit untuk melakukan makar atau revolusi terhadap negara ini.
Maka yang mereka lakukan adalah dengan "kudeta perlahan" melalui pengendalian lembaga-lembaga vital milik negara.
Baca juga: Terungkap Teroris Bekasi Ternyata Pegawai PT KAI, Simpan Puluhan Senjata Api dan Magasin
Mereka berusaha menggelembungkan populasinya dengan harapan bisa mengendalikan negara ketika mereka sudah menduduki posisi "decision maker" di setiap entitas yang mereka kuasai," imbuhnya.
Aktivis Nahdlatul Ulama dari Madura ini lebih lanjut menulis, jurus awal mereka adalah; menguasai pusat kajian keagamaan di setiap lembaga tersebut dengan mendatangkan pendakwah-pendakwah agama yang memiliki resiliensi ideologi yang sama dengan mereka.
Semisal pendakwah Wahabi, Hizbut Tahrir atau Ikhwanul Muslimin.
Penangkapan tersangka teroris DE alias Danan alias Abu Nibras yang merupakan karyawan @KAI121 kemarin, bukan lah satu-satunya di BUMN.
Perlu Keseriusan BUMN dan Erick Thohir
Masih banyak lagi yang selama ini bergerak diam-diam di berbagai institusi penting negara.
Perlu keseriusan dari mas @erickthohir dan stake holder lainnya untuk menyelesaikan ini.
Indonesia punya Densus 88 yang bisa diajak kerjasama dan dilibatkan untuk menyelesaikan sengkarut persoalan radikalisme di BUMN.
Densus 88 bisa mencegah, assesment dan bisa juga menangkap. Jangan menunggu sampai kelompok ini betul-betul beraksi di lapangan.
Saya kira membersihkan kelompok radikal ini adalah tekad pak @jokowi sejak 2014. Karena beliau paham, satu orang saja berhasil melakukan teror, bisa runtuh ekonomi satu negara dalam sekejap.
Baca juga: Jadi Teroris Gara-gara Salah Pilih Guru Ngaji, Sidiq Latihan Semi Militer dan Ajakan Bom Bunuh Diri
Kita bisa bayangkan efek terornya andaikata orang-orang sejenis DE ini sudah menyusup ke badan usaha penerbangan, kereta api, distribusi BBM, listrik, telekomunikasi hingga lembaga keuangan. Jangan pernah menganggap sepele persoalan "radikal radikul" ini.
Tersangka Alumni SMK 7 Bale Endah
Tersangka DE alias Danan adalah alumni SMK 7 Bale Endah, Bandung (2012). Anda yang kenal dengan dia dan keluarganya di Bandung, pasti paham seperti apa tafsir agama yang diyakininya, hingga membuat Danan ingin mati syahid dengan berniat berangkat ke Suriah atau menyerbu Markas Brimob.
Diberitakan sebelumnya Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengakap DE pegawai PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Penangkapan dilakukan di di Jalan Raya Bulak Sentul, RT. 07/ RW. 027, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin pukul 13.17 WIB.
Setelah melakukan penggeledahan, Densus menemukan sejumlah barang bukti sejumlah senjata api rakitan dan buku-buku tentang jihad.
"Benar (pegawai KAI)," Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar.
Secara terpisah, Ketua RT setempat, Ichwanul Muslimin menyatakan, DE merupakan karyawan PT KAI.
"Dia karyawan BUMN, di PT KAI," ujar Ichawnul saat dijumpai di lokasi.
Berdasarkan hasil pendalaman Tim Densus 88 Polri, DE diketahui merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Aktif di Media Sosial
Dia juga aktif melakukan propaganda jihad lewat media sosialnya.
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," ucap Aswin.
Aswin mengatakan, DE juga pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Menurut Aswin, dalam unggahan itu berisikan teks pembaruan baiat. DE juga kerap menggunggah unggahan uji coba senjata rakitan pistol dalam akun Facebook-nya.
Baca juga: Pegawai BUMN Ditangkap Densus 88 di Bekasi, Aktif Bantu Propaganda ISIS Melalui Media Sosial
"(DE) Diduga telah memiliki berupa senjata api rakitan dalam postingan Akun Facebooknya berupa postingan uji coba senjata rakitan pistol di sebuah perkebunan," imbuh dia.
Selain itu, Aswin mengungkapkan, DE juga aktif dalam media sosial Telegram yang berkonten terorisme.
Dia juga tergabung dalam grup media sosial Telegram bernama BEL4J4R PEDUL1 MUH4J1R. Grup itu adalah grup khusus penggalangan dana.
Bahkan, DE disebut menjadi admin dan pembuat beberapa channel atau saluran Telegram 'Arsip Film Dokumenter dan Breaking News' yang adalah channel perkembangan teror global yang di terjemahkan dalam bahasa Indonesia.
DE juga diduga memiliki senjata rakitan. Hal ini diperkuat dengan adanya Tim Densus 88 Antiteror Polri yang menemukan sejumlah senjata api di karyawan PT KAI tersebut.
Pantauan Kompas.com di rumah DE yang terletak di Perumahan Pesona Anggrek Harapan, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin kemarin, tampak sejumlah senjata api rakitan dan amunisi dijejerkan di teras rumah DE.
Bukan hanya itu, bendera ISIS yang didominasi berwarna hitam dengan tulisan berbahasa Arab itu juga diamankan.
Ada pula beberapa buku tebal, satu laptop, sejumlah ponsel dan kamera yang diduga menjadi "alat" terduga pelaku untuk melakukan propaganda di media sosial.
Selain mengamankan barang-barang tersebut, penyidik Densus 88 juga menyita sejumlah bukti yakni satu buah dompet berwarna biru dongker, satu buah KTP atas nama DE.
"Satu buah kartu ATM BRI, satu buah kartu ATM BNI, satu buah kartu paspor ATM BCA, dan satu buah STNK Sepeda motor," ujar Aswin.
Respons PT KAI
Atas penangkapan ini, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengaku siap bekerja sama dengan aparat penegak hukum soal pegawainya yang telah ditangkap dan menjadi tersangka kasus terorisme.
"Kami siap bekerja sama dengan pihak berwenang terkait isu tersebut," kata Executive Vice President (EVP) of Corporate Secretary KAI, Raden Agus Dwinanto Budiadji dalam keterangannya.
PT KAI menghargai proses hukum yang sedang berjalan serta akan mendukung berbagai upaya dalam memberantas praktik terorisme.
Agus menekankan, KAI juga tidak akan menoleransi tindakan yang bertentangan dengan hukum, terlebih pada kasus terorisme.
Lebih lanjut, pihak Manajemen KAI disebut akan menindak secara tegas karyawannya jika terbukti terlibat dalam kasus terorisme.
"KAI berkomitmen untuk turut memberantas kejahatan terorisme di lingkungan perusahaan dengan terus mengingatkan seluruh jajaran mengenai integritas dan nasionalisme, serta melakukan peningkatan pengawasan oleh fungsi terkait," kata Agus.