Bahkan, lanjutnya, Keluarga Besar Ustaz Hanan Attaki, Haneen Akira merupakan para ulama NU.
Kakek buyut istri Ustaz Hanan Attaki, yakni Kiyai Husein diungkapkannya merupakan pendiri NU Cabang Tuban.
Beliau katanya memiliki Pondok Pesantren Tahfidz Al Quran pertama di Tuban bernama Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah.
Pondok pesantren itu masih berdiri hingga saat ini di Jalan Raya Jenu Nomor 107 Tuban, Jawa Timur.
Baca juga: Viral Banser NU Bubarkan Pengajian Hingga Sebut Ustaz Hanan Attaki Benalu, Rupanya Ini Penyebabnya
Baca juga: Viral Banser NU Usir Pengajian di Pamekasan, Ustaz Hanan Attaki Maafkan Pihak yang Menuduhnya Murtad
"Keluarga besar saya di Tuban itu keluarga Kiyai semua, Kiyai NU tulen. Bahkan, kakek buyut istri saya itu pendiri organisasi NU Cabang Tuban pada masanya, pertama kali ada NU di Tuban itu salah satu pendirinya adalah kakek buyut istri saya, beliau adalah Kiyai Husein," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Kita nyebutnya Mbah Husein ya yang punya Pondok Pesantren pertama juga untuk Tahfidz Al Quran pertama di Tuban, namanya Pondok Pesantren Manbail Fakhriyah Alchusainiyah (Jalan Raya Jenu Nomor 107 Tuban, Jawa Timur), itu adalah kakek buyutnya istri saya," jelasnya.
Tak hanya itu, Hanan Attaki juga menjelaskan Mertuanya merupakan pengurus Masjid NU, yakni Masjid Maulana Asmorokondi Palang Tuban, Jawa Timur.
Oleh karena itu, dalam sejumlah kegiatan, dirinya ikut serta dalam acara yang digelar NU.
Di antaranya, mengisi ceramah dalam Maulid Nabi Muhammad di Kawasan Palang dan Asmorokondi Tuban serta sedekah laut.
"Mertua saya, pengurus mesjid Maulana Asmorokondi Palang Tuban, itu juga mesjid NU, dan saya berapa kali mengisi di kawasan Palang Tuban, kawasan Asmorokondi, termasuk acara Sedekah Laut, saya ceramah di sana dalam rangka Maulidan, Sedekah Laut memberikan motivasi kepada anak-anak muda di sana," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
Selanjutnya, Ustaz Hanan Attaki mengaku menjadi penggagas dalam pendirian sekolah NU terbesar di Tuban, yakni Bina Anak Saleh.
Ketika itu, dirinya diamanatkan menjadi Kepala Sekolah oleh mantan Bupati Tuban periode 2011-2016, yakni KH Fathul Huda.
"Ikut mendirikan-mengkonsep sekolah dengan warna NU tulen di Tuban, rupanya sekarang menjadi sekolah terbesar di Tuban, namanya Bina Anak Saleh yang punyanya adalah mantan Bupati Tuban, yaitu Pak Fuda, saya kenal dekat dengan beliau, saya dulu awal sekolah itu berdiri saya ikut mengkonsep dari awal, saya jadi Kepala Sekolahnya dan itu sekolah NU," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Jadi walaupun saya bukan NU struktural, tapi saya tumbuh dengan keluarga besar NU, saya punya sahabat Muhammadiyah, punya keluarga sebagian Muhammadiyah, sahabat persis, saya berteman dengan siapapun, bahkan saya punya beberapa sahabat yang non muslim juga, kita diskusi biasa, saling menghargai," jelasnya.
Ustaz Hanan Attaki Maafkan Pihak yang Menyebutnya Murtad
Sosok Ustaz Hanan Attaki kini tengah disoroti masyarakat pasca viralnya video penolakan ketika dirinya menghadiri pengajian di Masjid Al-Muttaqien, Desa Laden, Kecamatan Pamekasan, Madura pada Minggu (12/2/2023).
Ketika itu, Ketua PC GP Ansor Pamekasan, Maltuful Anam bersama Banser NU Pamekasan membubarkan pengajian yang dihadiri oleh Ustaz Hanan Attaki.
Dirinya beralasan kehadiran Ustaz Hanan Attaki dapat mempengaruhi umat Islam di Pamekasan.
"Kita telah menunjukkan saat ini bahwasanya kita tidak pernah berada di pihak yang salah, kita selalu berada di pihak yang selalu menjaga kesatuan dan menjaga kerukunan, menjaga persatuan, terutama antar umat Islam, karena sesama umat Islam kita bersaudara," paparnya usai melakukan pembubaran.
"Akan tetapi ini kita anggap, seseorang ini kita anggap sebagai benalu di dalam tubuh kita, mengapa? Karena jika kita biarkan dan tentu banyak yang mengikuti dan kita tidak mendudukan bahwasanya yang dikatakan ustaz itu salah, maka kita yang akan bertanggung jawab," jelasnya.
Penolakan yang dilakukan ribuan anggota Banser NU Pamekasan itu pun menuai beragam komentar.
Dalam narasi yang beredar, penolakan terhadap Ustaz Hanan Attaki dipicu beberapa permasalahan.
Baca juga: Saksi Mata Ungkap Detik-detik Mengerikan ketika Wanita Juragan Ayam Goreng Dihantam Tabung Gas 3
Baca juga: Viral Banser NU Bubarkan Pengajian Hingga Sebut Ustaz Hanan Attaki Benalu, Rupanya Ini Penyebabnya
Satu di antaranya adalah ketika Ustaz Hanan Attaki salah memilih diksi hingga menyebut 'Musa adalah preman para nabi' dalam ceramahnya pada tahun 2019.
Ketika itu, dirinya bahkan dicap sebagai seorang murtad, yakni meninggalkan atau keluar dari agama Islam dan memeluk agama lain.
Alasannya karena kajian yang disampaikan Ustaz Hanan Attaki dinilai telah melenceng dari ajaran Islam.
Satu di antaranya adalah ketika Ustaz Hanan Attaki salah memilih diksi hingga menyebut 'Musa adalah preman para nabi' dalam ceramahnya pada tahun 2019.
Atas hal tersebut, dirinya menyampaikan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza yang berarti semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan kebaikan yang banyak dan semoga Allah SWT akan membalas kalian dengan balasan yang terbaik.
Selain itu, dirinya beristigfar atas kekeliruan dan kesalahan yang terjadi.
"Untuk itu saya mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza kepada temen-temen semuanya dan Astaghfirullahaladzim atas kesalahan ini, mohon maaf atas kesalahpahaman ini," jelasnya.
Dirinya berharap kesalahanpahaman tersebut tidak melebar, termasuk tuduhan dirinya telah murtad.
"Mohon maaf atas kesalahpahaman ini dan mudah-mudahan ini tidak melebar ke mana-mana, sampai ada yang menuduh bahwa ini salah satu saya sudah murtad dalam agama, Naudzubillah min dzalik," ungkap Ustaz Hanan Attaki.
"Karena memang murtad itu bukan sesuatu yang mudah untuk menuduhkan kepada orang lain, ada banyak sekali syarat-syarat yang harus kita perhatikan, harus kita lengkapi untuk bisa mengatakan seseorang murtad," paparnya.
Terkait hal tersebut, dirinya berdoa kepada Allah SWT dapat memaafkan semua kekeliruan yang diperbuatnya ataupun semua pihak yang menuduhnya murtad.
Dirinya berharap peristiwa yang terjadi dapat menjadi pelajaran bagi sseluruh pihak.
"Mudah-mudahan Allah memaafkan semua kekeliruan kita, baik saya, baik temen-temen yang mungkin emosional karena saking semangatnya membela para nabi dan kita semuanya mencintai para nabi dan kita semuanya mencintai para anbiya," jelas Ustaz Hanan Attaki.
"Saya pikir ini adalah kesalahpahaman, kesalahan saya adalah memilih diksi dan mungkin, mudah-mudahan ini bisa jadi pembelajaran buat kita semuanya, saya maafin buat temen-temen dengan tuduhan-tuduhan, mungkin tidak lagi kontekstual, tapi Insya Allah ini menjadi kebaikan," jelasnya di akhir tayangan.
Baca Berita Wartakotalive.com lainnya di Google News