"Kita mau minta Kepolisian itu mengusut tuntas, karena usai yang orang nelpon itu satu jam meninggal, kita duga ada yang bisa jadi suntik," kata Cyprus saat ditemui awak media di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati, Sabtu (29/4).
Sebab, awal pertama kali pamit bekerja berangkat ke kantor Polres Metro Jakarta Timur, Buddy dikatakan Cyprus dalam kondisi sehat.
Sesampainya di ruangan kerja, Buddy langsung menerima telepon dari seseorang, dan sontak membuat perwira menengah tersebut pergi meninggalkan ruangan kerja.
"Dia (Buddy) tidak bawa kendaraan sendiri tapi dia naik grabcar atau go-jek, tiba - tiba di tempat yang dituju langsung dapat kabar meninggal," jelasnya.
Ketidak terimaan atas dugaan bunuh diri itu ditambah Cyprus, karena Buddy merupakan sosok yang taat ibadah di agamanya.
Hal itu terbukti, pada Minggu (30/4), direncanakan akan digelar Paskah, dan Buddy dipercayai keluarga untuk mengatur semuanya.
Baca juga: Kasat Narkoba AKBP Buddy Alfrits Tewas di Rel KA Dengan Pakaian Dinas, Keluarga: Ada Mafia Narkotika
"Yang paling mengagetkan keluarga besar itu, besok akan paskah, dan dia yang mengatur semua acara, jadi semua keluarga itu pada kaget sehingga paskah besok itu jadi batal," lugasnya.
Selain itu, Buddy juga tidak memiliki riwayat gangguan jiwa, bahkan permasalahan ekonomi.
Tentu berdasarkan hal itu, pihak keluarga jadi semakin yakin kalau Buddy tewas bukan karena bunuh diri.
"Istrinya pengusaha, kalau untuk kendala ekonomi tidak mungkin, anaknya satu saat ini di Akademi Kepolisian (AKPOL), dia (Buddy) juga tidak ada riwayat gangguan jiwa," ujarnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Ungkap Ada 6 Panggilan Telepon di Handphone AKBP Buddy Saat Kejadian"
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News