WARTAKOTALIVE.COM, BANJARNEGARA-- Dukun pengganda uang Slamet Tohari di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah dikenal ssebagai sosok yang kejam.
Puluhan orang yang datang berniat menggandakan uang dibunuh
Bahkan, beberapa orang dikuburkan dalam lobang yang sama.
Beruntung, aksi kejam Slamet terbongkar sebelum bermunculan korban-korban lainnya.
Polisi yang melakukan penyelidikan, berhasil menemukan 10 jenazah yang diduga korban pembunuhan oleh Slamet, yang kemudian menambah total jumlah korban menjadi 11 orang.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Banjarnegara, Ajun Komisaris Bintoro Thio mengatakan bahwa saat ini ada penambahan jumlah korban yang diduga dibunuh oleh Slamet, namun belum dijelaskan secara rinci berapa total korban dan identitas mereka.
Dilaporkan bahwa awal terungkapnya kasus pembunuhan ini berawal dari laporan hilangnya seorang korban berinisial PO (53) asal Sukabumi, Jawa Barat.
PO dikabarkan pergi ke Banjarnegara untuk menemui Slamet pada Kamis, 23 Maret 2023. Namun, setelah itu PO tidak pernah kembali dan keluarganya melapor ke polisi.
Setelah adanya laporan hilangnya PO, aparat kepolisian dan sukarelawan melakukan penggalian di lahan perkebunan di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Lokasi penggalian berada di lereng bukit yang ditanami singkong dan pohon puspa.
Pada penggalian tersebut, petugas menemukan tulang belulang dan jenazah yang masih utuh tapi sudah mulai membusuk.
Setiap titik atau lubang, setidaknya terdapat dua hingga tiga jenazah yang dikubur di kedalaman 80 sentimeter hingga 1 meter.
Dalam proses penggalian itu, Slamet juga turut membantu menunjukkan lokasi penguburan jenazah.
Kasus pembunuhan oleh Slamet ini sangat menggemparkan masyarakat dan menimbulkan rasa takut.
Namun, polisi sedang melakukan penyelidikan dan berusaha mengungkap total jumlah korban serta memastikan bahwa tidak ada korban lain yang belum ditemukan.
Semoga kasus ini segera terungkap dan mendapatkan keadilan untuk para korban dan keluarganya.
Pelaku disoraki
Sementara itu, Mbah Slamet disoraki warga setempat saat dibawa petugas kepolisian Polres Banjarnegara.
Seperti diketahui, Mbah Slamet dikenal sebagai dukun pengganda uang.
Namun aksi kejahatannya terungkap setelah menemukan banyaknya jasad korban yang dibunuh dengan racun dan dikubur di sebuah hutan.
Aksi pembunuhan dilakukan Mbah Slamet pun menuai emosi warga setempat saat dibawa pihak kepolisian.
Hal tersebut terlihat dalam sebuah video yang diunggah akun Twitter @Jateng_Twit dikutip Wartakotalive.com, pada Selasa (4/4/2024).
Nampak Mbah Slamet yang merupakan pelaku pembunuhan terhadap pasiennya ini disoraki warga.
Bahkan polisi berupaya mengadang warga yang ingin mengamuk terhadap Mbah Slamet tersebut.
Dalam video yang diunggah juga terekam penampakan para korban Mbah Slamet yang tengah dievakuasi petugas.
"News!!! Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Membunuh Puluhan Korban Pelaku mbah Slamet (45) Desa Balun Kec Wanayasa Kabupaten Banjarnegara. Sore ini senin 3/4/23 , info diterima telah ditemukan 11 korban/jenazah semua disinyalir merupakan korban dalam kasus dukun pengganda uang." tulis akun Twitter @Jateng_Twit.
Diberitakan, seorang dukun pengganda uang, yakni Mbah Slamet telah membunuh seorang korban yang datang untuk minta bantuan.
Pelaku TH alias Mbah Slamet berusia 45 tahun, warga di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara ini, beraksi mulai Maret 2023.
Korban bernama PO (53 tahun), merupakan warga yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.
Ia datang ke Banjarnegara bersama anaknya pada Juli 2022 untuk bertemu dengan pelaku Mbah Slamet.
Ketika sampai di Wonosobo, Mbah Slamet ajak korban dan anaknya untuk datang ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
Di rumah tersebut, korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.
Setelah itu, korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.
Hingga pada Senin, 20 Maret 2023, korban datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara tanpa ditemani anaknya.
Korban diketahui sampai di Banjarnegara pada Kamis, 23 Maret 2023, menggunakan kendaraan Wuling hitam.
Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan kirim sebuah pesan WhatsApp sebagai jaga-jaga jika terjadi sesuatu pada dirinya.
Namun, pada Jumat, 24 Maret 2023, komunikasi sudah tidak terhubung dan hp dari korban sudah tidak aktif.
Hingga akhirnya, pada Senin, 27 Maret 2023, anak dari korban PO, yaitu GE melapor kepada kepolisian akan kehilangan ayahnya.
Berdasarkan pengakuan dari GE, polisi akhirnya dapat mengevakuasi korban yang sudah dikubur pada Sabtu, 1 April 2023.
Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui bahwa pelaku berpura-pura menjadi dukun yang bisa menggandakan uang.
Setelah berhasil mendapatkan harta korban, tersangka kemudian membunuh korban dan menguburkan di tengah hutan.
Barang bukti yang berhasil diamankan oleh kepolisian antara lain berupa 1 (satu) buah tas slempang warna hitam, 1 (satu) buah identitas berupa KTP atas nama PARYANTO, 1 (satu) lembar kartu berobat atas nama GLYDAS, 1 (satu) buah tas slempang warna abu-abu merk SPORT, 9 (sembilan) butir potassium, dan 19 (sembilan belas) butir obat berwarna putih.
Atas perbuatannya, pelaku akan dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana yang memiliki ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
Istri Tidak Tahu Menahu
Sanem selaku istri Mbah Sanem, si dukun pengganda uang memberi pengakuan terhadap perilaku suaminya.
Seperti yang diketahui, aksi pembunuhan yang dilakukan Mbah Slamet menuai perhatian warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Makin geger, saat warga mengetahui sang pembunuh sadis Mbah Slamet ditangkap oleh anggota kepolisian dari Polres Banjarnegara.
Polisi pun mengungkap motif hingga Mbah Slamet tega menghabisi belasan nyawa korban dengan cara diracun.
Mayat korban kemudian dikubur di jalan setapak menuju hutan.
Pelaku adalah TH (45) alias Mbah Slamet asal Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Sementara korbannya adalah PO (53) warga yang berasal dari Sukabumi, Jawa Barat.
Kasus ini dapat terungkap bermula pada Senin (27/3) anak dari korban PO, yaitu GE melapor kepada kepolisian akan kehilangan ayahnya.
Berdasarkan pengakuan dari GE pada Juli 2022, ia diajak bersama dengan ayahnya bertemu dengan pelaku TH alias Mbah Slamet di Wonosobo, Jawa Tengah.
Korban PO dan anaknya GE pergi dari Sukabumi menuju Wonosobo menggunakan bus.
Sesampainya di Wonosobo mereka bertemu dengan Mbah Slamet dukun pengganda uang yang dimaksud.
Ketika sampai di Wonosobo pelaku Mbah Slamet mengajak korban ke rumahnya yang ada di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara
Di rumahnya itu korban menginginkan adanya tujuan penggandaan uang.
Selepas itu korban dan anaknya pulang lagi ke Sukabumi.
Hingga pada Senin (20/3) korban datang lagi dari Sukabumi ke Banjarnegara sendiri tanpa ditemani anaknya.
Korban diketahui tiba di Banjarnegara pada Kamis (23/3 menggunakan kendaraan minibus hitam
Sesampainya di rumah pelaku, korban sempat berkomunikasi dengan anaknya yang lain yaitu SL dan mengirim sebuah whatsapp yang isinya sebagai berikut:
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat" kata SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.
Kemudian pada Jumat (24/3) komunikasi sudah tidak terhubung dan handphone dari korban sudah tidak aktif.
Hingga akhirnya polisi dapat mengevakuasi korban yang sudah dikubur itu pada Sabtu (1/4/2023).
"Modus operandinya tersangka ini memiliki tangan kanan bernama BS.
BS inilah yang mengupload info di Facebook bahwa Slamet adalah orang pintar.
"Akhirnya BS mempertemukan antara korban PO dan Mbah Slamet," ujar Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto kepada Tribun saat konferensi pers, Senin(3/4).
Namun dalam perjalanannya pelaku Mbah Slamet ini merasa kesal karena ditagih terus oleh korban terkait penggandaan uang yang dijanjikan.
"Pelaku kesal kemudian memberikan minuman potas kemudian membunuhnya dan menguburnya di jalan setapak menuju hutan Wanayasa.
Motifnya kesal sering ditagih oleh korban. Selain itu Slamet takut akan dilaporkan hingga korban akhirnya diracun," terangnya.
Mbah Slamet diketahui sudah menjadi dukun pengganda uang sekitar 5 tahun.
"Tersangka menjanjikan dapat menggandakan uang sampai Rp 5 miliar.
Pengakuan tersangka melakukan penipuan kepada lima orang yang masing-masing dari mereka ada yang memberikan uang Rp40 juta sampai yang Rp50 juta," terangnya.
Agar para korban percaya, tersangka juga sempat memberikan uang pada korbannya Rp1 1 juta sebagai hasil penggandaan.
Uangnya yang didapat tersangka dipakai untuk bayar utang.
"Korban sementara masih satu dan masih pengembangan apabila ada korban lain," ungkap Kapolres.
Adapun pasal yang dikenakan adalah Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup.
Kapolres mengingatkan agar berhati-hati dengan modus penipuan dan penggandaan uang.
11 Mayat
Polisi menemukan 10 korban pembunuhan yang dilakukan seorang dukun pengganda uang di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Setelah melakukan penggalian ternyata ada 10 mayat lagi korban pembunuhan Mbah Slamet si dukun pengganda uang.
Penemuan mayat-mayat tersebut sontak membuat geger warga setempat.
Dengan penemuan tersebut total mayat yang ditemukan saat ini berjumlah 11.
"Hari ini kami kembali melakukan penggalian di lokasi yang sama dengan lokasi kemarin, lahan adalah milik pelaku," ujar Kasat Reskrim Polres Banjarnegara, AKP Bintoro Thio Pratama.
Istri mbah Slamet, Sanem menyebut tidak tahu menahu sang suami terlibat pembunuhan keji terhadap 11 orang.
Bahkan Sanem mengaku sudah ditelantarkan suami sejak setahun belakangan.
"Apa aktivitasnya saya tidak tahu, saya saja ditelantarkan selama satu tahun ini," kata Sanem.
Sanem juga menyebut memang sering ada tamu datang ke rumahnya yang bertingkat dua itu.
Tetapi dirinya tidak mengetahui secara persis maksud kedatangan para tamu tersebut.
"Saya cuma disuruh buatkan teh," kata Sanem.
Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com