Kebakaran Depo Pertamina

Pengungsi Korban Kebakaran Plumpang di RPTRA Rasela Sisa 19 Orang, Pengurus: Banyak yang Musiman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana pengungsi warga terdampak kebakaran Depo Pertamina Plumpang di RPTRA Rasela yang sisa 19 orang.

WARTAKOTALIVE.COM, KOJA - Jumlah pengungsi akibat meledaknya Depo Pertamina Plumpang di RPTRA Rasela tersisa 19 orang. Angka tersebut turun drastis dari jumlah pengungsi saat hari pertama yang mencapai 516 orang.

Hal itu disampaikan salah satu Pengurus RPTRA Rasela, Andri Tendri saat ditemui di lokasi, Selasa (7/3/2023). 

"Untuk saat ini, di RPTRA Rasela ini pengungsi ada 19 orang, lima KK," ujar Tendri kepada Wartakotalive.com.

Menurutnya, jumlah pengungsi di tempat tersebut kerap naik turun tiap harinya. 

Adapun peningkatan tertinggi terjadi pada saat hari kedua paska kebakaran terjadi dan saat Presiden Joko Widodo datang menyambangi posko itu. 

Baca juga: Bertambah, Hari Ini Ada Lima Jenazah Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Teridentifikasi

"Hari pertama dan kedua, malamnya kejadian itu ada 516 pengungsi, paginya meningkat jadi 808 pengungsi," kata Tendri.

"Pada saat kunjungan RI 1 menurun, 689 orang. Itu kami update sehari tiga kali, pagi siang, dan sore," lanjutnya.

Tendri berujar, para pengungsi tersebut kebanyakan pulang ke rumahnya masing-masing setelah Presiden Jokowi datang.

Pasalnya, kata dia, tak semua orang yang berada di posko pengungsian RPTRA Rasela adalah benar-benar korban terdampak. 

"Di hari Pak RI 1 (Jokowi) hadir, mereka datang karena ingin mengetahui, Pak Wapres dan RI 1, mereka tidak menginap," jelas Tendri.

Baca juga: Melalui MoU, IFRA, DAI dan AFFI Menjalin Kemitraan untuk Pengembangan Sumber Daya Nilam di Indonesia

"Jadi pengungsi pergi ke rumah masing-masing yang hanya kena dampaknya saja, tapi untuk yang riil terbakar rumahnya, memilih stay di RPTRA Rasela," jelas dia. 

Tendri berujar, hingga hari ini, pihaknya telah mendirikan tenda pengungsian sebanyak lima buah. Tiga di antaranya berada di dalam lapangan RPTRA untuk tempat istirahat para korban.

Kendati begitu, menurutnya tak semua orang yang datang merupakan korban terdampak.

Ada sejumlah orang yang diduga merupakan penyusup datang untuk mencari dan mendapatkan keuntungan tertentu. 

"Dari hari pertama, kami buka di RPTRA ada lima tenda, aula sebagai tenda satu, lapangan RPTRA kami punya tiga tenda, dan buka lagi satu tenda di halaman RPTRA," jelas Tendri.

Baca juga: Heru Budi Hartono Pertimbangkan Relokasi Warga Terdampak Kebakaran Depo Pertamina ke Wisma Atlet

"Ada peningkatan gara-gara ternyata dia tidak terbakar, tapi saudaranya. Bisa dibilang ada penyusup, tujuannya untuk memanfaatkan keadaan, mendapatkan sesuatu," lanjutnya. 

Tendri melanjutkan, pihaknya masih belum bisa memastikan sampai kapan posko pengungsian di RPTRA Rasela itu berdiri.

Namun, ia memastikan jika pasokan makanan dan pakaian tercukupi untuk seluruh pengungsi yang datang. 

"Untuk bantuan Alhamdulillah cukup, cuma yang saat ini mereka butuhkan rumah tinggal, setidaknya meski tidak mewah atau rumah tembok, setidaknya bisa mereka tempati, kalau untuk makanan, pakaian mereka sudah tercukupi," jelas Tendri.

Sementara itu, pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekira pukul 11.00 WIB, RPTRA Rasela sudah mulai sepi pengungsi.

Pasalnya, dua tenda pleton yang dipasang di lapangan RPTRA Rasela sudah kosong melompong tanpa barang-barang pengungsi.

Matras dan kasur-kasur bekas tidur pengungsi pun sudah ditumpuk-tumpuk jadi satu. Selain itu, satu tenda justru digunakan oleh sejumlah anak-anak untuk bermain bola atau sekadar bermain bersama. 

Adapun satu tenda lainnya, nampak masih dihuni oleh pengungsi. Mereka menghabiskan waktu di tempat itu, baik untuk tidur maupun makan.

Kendati begitu, sejumlah barang-barang milik mereka sudah dibungkus rapih dalam satu kardus atau kantung plastik besar seperti hendak bersiap untuk meninggalkan lokasi pengungsian. (m40)

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Berita Terkini