Bahkan, jumlah pedagang berjumlah sekitar puluhan.
Pedagang mainan barongsai tersebut menjual dengan harga Rp 30.000 per buah untuk ukuran besar dan Rp 25.000 per buah untuk ukuran kecil.
Baca juga: Jelang Perayaan Cap Go Meh 5 Februari, Warga Tionghoa di Glodok Menghias Tandu Dewa
Baca juga: Tutup Imlek 2574, Klenteng Hok Lay Kiong Kota Bekasi Gelar Acara Cap Go Meh Berupa Kirab Barongsai
Salah seorang pedagang asal Cirebon, Rino (32) bersyukur tahun ini perayaan Cap Go Meh diadakan kembali.
"Tahun kemarin-kemarin sepi, kan tidak keluar. Jadi saya juga tidak dagang. Saya dagangnya musiman," kata Rino kepada Wartakotalive.com, Sabtu (4/2/2023)
Rino menuturkan ia mulai berjualan mainan barongsai dan liong (naga) sejak perayaan Imlek.
Bermodalkan keinginan dan kreativitasnya, Rino mampu memroduksi mainan barongsainya 100 buah dalam sehari.
Ia mengungkapkan bahwa puluhan orang dari satu Desa di Kabupaten Cirebon memang selalu berjualan ke kota-kota saat momen tertentu.
"Saya buat sendiri, dari benar-benar bahan mentah sampai jadi. Bahan-bahannya itu ada bambu, rumbai-rumbai untuk bulu barongsainya, spons, dan sebagainya," ujar Rino.
Dari pantauan di lokasi, sejumlah pedagang mainan Barongsai berjualan di Jalan Kemenangan VIII, Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.
Mereka menyebut bahwa tidak hanya di Bogor saja berjualan yang memanfaatkan momentum ini, bahkan di kota-kota lainnya hingga luar pulau.
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Asal Muasal Tradisi Cap Go Meh, Dirayakan 15 Hari Setelah Imlek"