Kamaruddin mengaku soal pengklasteran pelaku yang dijelaskan Kejagung, tidak setuju atau tidak sepakat.
"Kemudian terhadap Bharada E yang sudah jujur dan berterus terang, justru dituntut lebih berat dibanding PC. Ini kan tidak masuk akal. Kejagung tidak mau memikirkan sampai sana, soal logika," kata Kamaruddin.
Kamaruddin Didatangi Jenderal Pendukung Sambo
Kamaruddin Simanjuntak mengaku sangat tahu siapa saja sosok para jenderal yang melakukan gerakan bawah tanah dan mencoba mengatur vonis Ferdy Sambo agar ringan mulai dari pengadilan negeri sampai di tingkat kasasi.
Kamaruddin Simanjuntak mengaku para jenderal itu sempat mendatangi dirinya dan menawarkan uang agar kasus Ferdy Sambo tidak mencuat ke publik pasca pembunuhan Brigadir J.
Menurut Kamaruddin para sosok jenderal itu mendatangi dirinya beberapa hari setelah ia mewakili keluarga melaporkan pembunuhan berencana atas tewasnya Brigadir J oleh Ferdy Sambo Cs ke Bareskrim Polri.
Baca juga: Kamaruddin Simanjuntak Ungkap Ada Peran Tukang Somay dan Pemasang Petasan di Pembunuhan Brigadir J
Soal adanya para jenderal yang melakukan gerakan bawah tanah ini juga diungkapkan Menko Polhukam Mahfud MD.
"Saya tahu karena mereka sudah ebih dulu mendatangi saya sekitar bulan Juli 2022. Waktu itu saya katakan, tolong diluruskan dulu perkaranya, soal tawaran-tawaran kalian itu nanti saya bantu, saya pertemukan dengan orang tua Brigadir Yosua," kata Kamaruddin di tayangan Metro TV, Senin (23/1/2023).
Namun kata Kamaruddin, para jenderal ini fokus untuk menutupi kejadian sebenarnya di Duren Tiga dan bersikeras bahwa yang terjadi adalah tembak menembak.
"Mereka tetap fokus bagaimana supaya perkara ini ditutupi dan tidak terungkap, maka saya tidak setuju. Saya bukan tidak suka uang tapi saya tidak mau menikmati uang kejahatan karena itu bertentangan dengan sumpah jabatan saya sebagai advokat," ujar Kamaruddin Simanjuntak.
Menurut Kamaruddin sosok para jenderal yang mendatanginya mulai dari bintang satu dan bintang dua.
"Jadi mereka mulai dari Brigjen sampai Irjen, serta ada yang aktif dan ada yang sudah tidak aktif," kata Kamaruddin.
Kamaruddin mengatakan para jenderal yang melakukan gerakan bawah tanah ini, sudah berhasil mengacaukan persidangan yakni terkait tuntutan jaksa.
"Sebab bagi klien kami, tuntutan itu sangat tidak berkeadilan dan terlalu ringan terutama bagi PC. Ini sebenarnya bagian operasi intelijen," kata Kamaruddin.
Soal adanya gerakan bawah tanah untuk meringankan hukum Ferdy Sambo ini menurut Kamaruddin terkait juga dengan posisi Sambo sebagai Kepala Satgas Khusu Merah Putih yang sudah dibubarkan Kapolri sebelumnya.