Dari pertanyaan itu, Sambo menjelaskan bahwa dirinya telah mendapatkan berbagai penghargaan, termasuk bintang bhayangkara.
"Tapi harus saya lepaskan," ucap Sambo sembari terisak.
Setelahnya, tim penasehat hukum memberikan tisu kepada Sambo yang sudah menangis.
Mantan Kadiv Propam Polri itu pun kemudian menjawab pertanyaan dengan suara sengau.
Hentikan Tembakan
Ferdy Sambo mengklaim ia sempat meminta dan memerintahkan Bharada Richard Eliezer atau Bharada E berhenti menembak, setelah Brigadir J ambruk bersimbah darah.
Ferdy Sambo juga mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak ikut menembak Brigadir J dan hanya memerintahkan Bharada E menghajar Brigadir J.
Namun Ferdy Sambo mengatakan saat itu dirinya langsung menyampaikan akan bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuat Bharada E dengan menembak Brigadir J hingga tewas.
Di depan majelis hakim, Ferdy Sambo menjelaskan awalnya ia hendak bermain bulutangkis di Depok dengan berangkat dari Saguling.
Baca juga: Hakim Ragukan Keterangan Ferdy Sambo yang Sebut Sempat Tanya ke Brigadir J Soal Pemerkosaan
Namun saat melintas di depan rumah dinasnya di Duren Tiga, Ferdy Sambo meminta berhenti dan turun dari mobil.
"Pada saat berangkat dari Saguling, saya masih teringat dan emosi, terkait dengan cerita yang disampaikan atau peristiwa yang dialami oleh istri saya. Waktu melintas di Kompleks Polri, saya melihat Yosua di carport waktu itu," kata Ferdy Sambo.
Karenanya ia memerintahkan ajudannya untuk berhenti. "Tapi saya teringat akan konfirmasi nanti malam. Sehingga saya perintahkan jalan kembali," kata Ferdy Sambo.
Namun akhirnya ia memutuskan untuk melakukan konfirmasi soal pemerkosaan istrinya ke Brigadir J sore itu juga.
Ferdy Sambo lalu masuk ke dalam rumah. Ia mengaku sempat berkomunikasi dengan Kuat Maruf dan meminta memanggil Brigadir J yang waktu itu ada di taman di depan rumah.
"Di dapur saya bertemu Kuat. Saya sampaikan, kamu panggil Yosua," kata Ferdy Sambo.