WARTAKOTALIVE.COM, TANAH ABANG – Massa aksi tolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) membubarkan diri setelah sebelumnya sempat memanas, Kamis (15/12/2022).
Pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekira pukul 19.30 WIB, sejumlah spanduk raksasa yang dibawa peserta aksi ditumpukkan ke atas pagar barikade kawat berduri, di depan gerbang utama Gedung DPR RI, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Spanduk-spanduk tersebut kemudian dibakar habis bersama pagar kawat berduri. Sejumlah massa yang kesal lantaran aksinya tak ditanggapi, menurunkan spanduk yang sebelumnya bertengker di gerbang tinggi itu.
Kendati demikian, tidak ada keributan atau gesekan yang terjadi. Hanya saja, massa aksi kuat menyuarakan jika DPR bukanlah Dewan Perwakilan Rakyat, melainkan Dewan Penipu Rakyat.
Baca juga: Jadi Perusahaan ke-59 Sepanjang Tahun 2022, VENTENY Resmi Melantai di Bursa Efek Indonesia
Umpatan tersebut juga ditulis mahasiswa di depan gerbang DPR RI menggunakan kapur. Untuk Informasi, massa yang melakukan aksi hari ini berjumlah 1.500 orang dari berbagai universitas.
Mereka berunjuk rasa sebagai respon atas matinya hati nurani para pejabat yang duduk dibangku DPR RI.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Bayu Satrio mengatakan, penolakan RKUHP menjadi KUHP tersebut dikarenakan naskah akademiknya berisi dekolonialisasi dan demokratisasi.
Alhasil ada banyak larangan dan aturan yang tidak sejalan dengan semangat awal munculnya RKUHP.
Baca juga: Giliran Rian Ernest Hengkang dari PSI, Pengamat Minta Partai Besutan Giring Ganesha Berbenah
"Kalu melihat adanya perbedaan sanksi, itu sudah jelas bahwa hari ini tujuan kami agar dekolonialisasi lepas dari penjajahan. Ternyata ironinya, kami masih dijajah oleh bangsa sendiri," ujar Bayu saat ditemui di depam gedung DPR DI, Kamis (15/12/2022).
Selain menolak KUHP, aksi hari ini juga diikuti kegiatan mengenang 1.000 hari gugurnya pejuang demonstrasi #ReformasiDiKorupsi tahun 2019 lalu.
"Kami tutup aksi hari ini dengan mengenang lima korban yang gugur pada 2019, akibat demonstrasi yang salah satu tuntutannya adalah menolak RKUHP," ujar Bayu.
"Kami bawa foto korban, kami akan tabur bunga, dan menyalakan lilin bersama," tutupnya. (m40)
Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.