Kendati menyatakan kesiapan, Ganjar menyebutkan bahwa dirinya menghormati proses politik, khususnya di PDIP sebagai partai yang sudah dinaunginya sejak tahun 1992 lalu.
Selain itu pertimbangan selanjutnya terkait dengan realitas suara publik pada survei yang jadi tolok ukur parpol dalam menentukan kandidat capres.
“Sebagai etik politik, tentu saja kami sangat menghormati PDIP sebagai partai saya,” ujar Ganjar.
“Kedua adalah relasi yang dibangun partai-partai yang sekarang sedang berbicang dan tentu terkait dengan realitas yang ada di survei, dan kemudian semua orang memperbicangnkan. Kan semua orang memperbincangkan. Kan sura rakyat tidak boleh diabaikan,” lanjutnya.
Untuk itu, Ganjar menyebut dirinya mendukung proses diskusi di internal partai dalam memilih kandidat capres.
Sebab menurut dia, dalam menentukan sosok pemimpin perlu musyawarah agar mendapat keputusan terbaik.
“Biarkanlah kita kasih kesempatsn kepada partai untuk menetukan, untuk mereka berdialog, untuk mengambil yang terbaik,” tuturnya.