Pilpres 2024

SBY Sebut Pemilu 2024 Berpotensi Tidak Jujur dan Adil, Waketum PPP: Prasangka Berlebihan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai, pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pemilu 2024 berpotensi tidak jujur dan adil, berlebihan.

WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai, pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal Pemilu 2024 berpotensi tidak jujur dan adil, berlebihan.

Awalnya, Arsul mengatakan ketika SBY menjadi presiden atau Partai Demokrat berkuasa, maka partai yang berada di luar pemerintahan mencurigai Pemilu 2009.

"Apalagi kemudian terbukti bahwa Partai Demokrat memperoleh kursi DPR lebih dari dua kali lipat dari sebelumnya, dan kemudian di Pemilu 2014 berkurang lebih dari separuhnya," kata Arsul kepada wartawan, Senin (19/9/2022).

Baca juga: Kabareskrim Bantah Ferdy Sambo Nikahi Si Cantik Seperti yang Dibilang Kamaruddin Simanjuntak

Namun, Arsul menuturkan kini SBY atau Partai Demokrat berada di luar pemerintah, lalu berprasangka pemilu diperlakukan tidak jujur dan adil.

"Nah, sekarang yang kita lihat Partai Demokrat atau Pak SBY yang di luar pemerintahan ada dalam posisi prasangka atau suuzan bahwa partai atau capresnya akan diperlakukan dengan tidak jujur atau tidak adil," paparnya.

Karena itu, Arsul menerangkan, PPP menanggap pernyataan SBY tersebut berlebihan.

Baca juga: Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto Pimpin Sidang Banding Pemecatan Ferdy Sambo, Dituntaskan Hari Ini

"Tapi hemat kami di PPP, prasangka ini berlebihan, terutama terkait bisa tidaknya Partai Demokrat mengajukan paslon (pasangan calon) dalam pilpres," ucapnya.

Ia menegaskan, persoalan utama dalam pilpres, yakni membentuk koalisi bersama partai lainnya.

"Persoalan utama pilpres bagi parpol adalah kemampuan membentuk koalisi untuk sepakat mengusung paslon bersama," tuturnya.

SBY: Saya Mendengar dan Mengetahui Ada Tanda-tanda Pemilu 2024 Bisa Tidak Jujur dan Tak Adil

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan bakal turun gunung pada Pemilu 2024, karena melihat ada tanda-tanda pemilu bakal digelar tidak jujur dan adil.

Hal itu disampaikan SBY dalam rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Jakarta Convention Center (JCC).

SBY mengatakan dirinya terpaksa turun gunung menghadapi Pemilu 2024, karena ada tanda-tanda pemilu tidak jujur.

"Para kader, mengapa saya harus turun gunung menghadapai Pemilu 2024 mendatang?"

"Saya mendengar, mengetahui, bahwa ada tanda-tanda Pemilu 2024 bisa tidak jujur dan tidak adil," kata SBY dalam sebuah video yang beredar, dikutip Tribunnews, Jumat (16/9/2022).

Menurut SBY, ada yang menginginkan Pilpres 2024 hanya diikuti dua pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres).

Baca juga: Modal Jadi Kepala Daerah Paling Murah Rp30 Miliar, KPK: Demokrasi Jadi Transaksi Bisnis

"Konon, akan diatur dalam pemilihan presiden nanti, yang hanya diinginkan oleh mereka dua pasangan capres dan cawapres saja, yang dikehendaki oleh mereka," tuturnya.

SBY menuturkan dirinya mendapat informasi, Partai Demokrat sebagai oposisi tidak bisa mengajukan capres dan cawapres.

"Informasinya, Demokrat sebagai oposisi jangan harap bisa mengajukan capres-cawapresnya sendiri, bersama koalisi tentunya."

Baca juga: VAKSINASI Covid-19 16 September 2022: I: 204.283.621, II: 170.892.291, III: 62.405.814, IV: 536.734

"Jahat bukan? Menginjak hak-hak rakyat bukan?" Ucap SBY kepada ribuan kader Demokrat.

SBY menyebut mereka yang berencana melakukan upaya demikian, dianggap memiliki pikiran batil.

Sebab, kata dia, pemilu merupakan hak rakyat untuk memilih dan dipilih.

Baca juga: Jelaskan Beda BLT di Era SBY dan Jokowi, Adian Napitupulu: AHY Harus Belajar Berhitung Lagi

"Pikiran seperti itu batil. Itu bukan hak mereka. Pemilu adalah hak rakyat. Hak untuk memilih dan hak untuk dipilih. Yang berdaulat juga rakyat," tegas SBY.

Selama 10 tahun berkuasa, kata SBY, Partai Demokrat tak pernah melakukan kebatilan.

"Ingat, selama 10 tahun dulu kita di pemerintahan, dua kali menyelenggarakan pemilu dan pilpres, Demokrat tidak pernah melakukan kebatilan seperti itu," cetusnya. (Fersianus Waku)

Berita Terkini