Hingga kini, kata Asep, pembangunan ITF di tiga wilayah lainnya masih dikaji. Kedua perseroan daerah sedang menyusun studi kelayakan atau feasibility study (FS) terhadap proyek itu.
Asep menargetkan, perjanjian kerja sama (PKS) dapat terlaksana pada Oktober 2022.
Setelah itu, dia berharap, minimal enam bulan berikutnya pendanaan proyek dapat rampung.
“Kemudian setelah itu kami berharap di tahunu 2023 pertengahan itu bisa segera konstruksi. Nilai investasi memang beragam dan masih kami kaji. Kalau dari usulan dari masing-masing perusahaannya memang variatif untuk yang barat itu nilai investasinya sekitar Rp 6,7 triliun, tetapi untuk yang timur-selatan lebih murah sekitar Rp 4-5 triliunan untuk masing-masing ITF,” papar Asep.