Warganet menyesalkan, bentrokan antar perguruan silat masih sering terjadi.
"Tiap hari kayak ada aja berita tawuran terus. emang paling bener PSHT diganti persaudaraan setia hi touch. akan selalu zen, peace, yooman," tulis @snogthenbite
"Sampai kapan dua kubu ini bisa damai tenang saling mengasihi saling Jaga hmm... Kayak bomb waktu tiap detik bisa meledak Semoga Dgn mengingat Islam & mereka bisa rukun damai tenang saling Jaga saling kasihi selama lama lama lama nyaaa... Aamiin. Big Hug and Love," tulis @AfasaSembilan
Baca juga: Cerita Gadis Cantik di Garut Dijual Rp300 Ribu ke Sopir Truk, Berhasil Kabur Masuk ke Gang Gelap
Baca juga: Pria Guru Ngaji di Garut yang Nekat Cabuli Dua Kakek Tetangganya Beralasan Dapat Wangsit dari Mimpi
"Tunjuk panglima dari masing2 kubu. suruh mereka bertarung dalam satu sarung. Anak buah yang lain suruh nonton aja. Supaya kota tetap aman damai," tulis @KlanSemendaway
Adapula yang mengejek tawuran dua kelompok pendekar itu yang justru saling melempar batu.
"Mau lihat jurus silat tapi malah saling lempar batu," tulis @Frihusami1
Madiun Kota Pendekar
Madiun sendiri dikenal sebagai Kota Pendekar.
Pemkot Madiun telah meluncurkan logo baru Kota Pendekar pada 2021 lalu
Logo baru berbentuk seorang pendekar yang sedang memeragakan gerakan pencak silat ini selaras dengan city branding Kota Madiun, yaitu Kota Pendekar.
Dalam sambutannya, Wali Kota Madiun, Maidi mengatakan pemilihan logo Kota Pendekar ini sudah melalui proses seleksi dan pertimbangan matang.
Juga, mendapat persetujuan dari 14 perguruan silat di Kota Madiun.
"Jadi tidak hanya mewakili masyarakat Kota Madiun, tetapi juga harus menarik perhatian warga luar kota. Ini penting agar city branding Kota Madiun sebagai Kota Pendekar dapat dicapai secara maksimal dan optimal," kata Maidi saat launching logo city branding Kota Pendekar di Edupark Ngrowo Bening, Jumat (30/4/2021) lalu.
Maidi menuturkan, ada 14 perguruan pencak silat di Kota Madiun dengan ribuan warga atau anggota. Sehingga, brand Kota Pendekar dinilai pantas mewakili hal itu.
Pencak silat, lanjut Maidi, selain seni bela diri dan olahraga, juga merupakan kekayaan budaya yang berpotensi dikembangkan sehingga memiliki nilai jual bagi pariwisata.