Asuransi Kesehatan

Sequis Tekankan Perlunya Asuransi bagi Orang Sehat dan Jangan Remehkan Komorbid

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jangan Remehkan Komorbid, Sequis tekankan keuntungan berasuransi sejak masih sehat

Namun, semua penyakit komorbid berpotensi memperberat penyakit yang sedang dialami. Terutama, jika penyakit komorbid tidak terkontrol dan ada gejala.

Bahkan, untuk beberapa penyakit, seperti jantung atau stroke bisa menyebabkan kematian mendadak.

Banyak orang tidak menyadari apakah dirinya memiliki penyakit penyerta, misalnya sudah terbiasa minum kopi manis setiap hari padahal sebenarnya sudah ada gangguan diabetes, merasa kaki sering nyeri kesemutan saat mengonsumsi seafood tapi tidak juga memeriksakan diri.

Baca juga: Sequis Financial dan Bank CTBC Luncurkan Dua Asuransi Tambahan, Optimalkan Proteksi Saat Pandemi

Pada beberapa orang, bisa saja tidak merasakan sesuatu hingga penyakit sudah stadium tinggi tapi ada juga yang merasa ada bagian tubuh tidak nyaman saat mengonsumsi makanan tertentu.

Rasa tidak nyaman ini bisa jadi respon tubuh terhadap suatu gejala penyakit.

Saat tertular covid-19 dan didiagnosis terdapat penyakit bawaan barulah kita menyadari bahwa tubuh kita tidak dalam keadaan seratus persen sehat.

Dokter Penyakit Dalam RS Premier Jatinegara Jakarta, dr Ario Perbowo Putra, Sp. PD, FINASIM menyarankan agar masyarakat tidak mengabaikan komorbid terutama saat pandemi. 

"Jika seseorang sudah tahu riwayat penyakit terdahulu dan ada obat yang biasa dikonsumsi rutin maka sudah pasti termasuk orang dengan komorbid. Sebaiknya, selalu informasikan perihal ini kepada dokter yang merawat," sebut dr. Ario.

Bagi mereka yang belum mengetahui apakah memiliki komorbid atau tidak, dr Ario menyarankan agar berkonsultasi dengan dokter.

Baca juga: Sequis Super Easy Health Diluncurkan, Sasar Milenial Generasi Sandwich

"Diagnosis akan dilakukan dokter melalui anamnesis tanda serta gejala sebelumnya, pemeriksaan fisik, dan beberapa pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan rekam jantung/elektrokardiogram(EKG), dapat juga melalui pemeriksaan pencitraan, seperti rontgen, ultrasonography, Computerized Tomography (CT) scan, atau  Magnetic Resonance Imaging (MRI)," kata dr Ario.

Jika pasien terbuka dan jujur, dokter dapat mengetahui sejauh mana kondisi komorbid pasien tersebut terkontrol karena kondisi komorbid pada setiap pasien berbeda.

Ada yang kondisi komorbidnya stabil terkontrol dan ada yang kambuh.

"Jika pasien komorbid terinfeksi covid maka dokter dapat mengetahui derajat berat penyakit covid-19 dan dapat melaksanakan tatalaksana secara menyeluruh. Jika komorbid terkontrol akan sama dengan pasien tanpa komorbid," sebut dr Ario.

Berasuransi Saat Sehat Sebelum Terkena Komorbid

Sakit tidak dapat dicegah, selagi sehat dan produktif, lakukan tindakan preventif dengan memiliki asuransi kesehatan karena asuransi sifatnya bersyarat, yaitu hanya dapat dimiliki saat kondisi sehat dan tidak memiliki penyakit bawaan.

Halaman
1234

Berita Terkini