Ia menyebut, Anies dapat menjadi alternatif bagi Golkar dan tetap mengakomodasi kepentingan partai sekalipun bukan kader.
Alasannya, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu sampai sekarang belum menjadi anggota partai mana pun.
"Ya, kehadiran Anies dalam berbagai kegiatan Partai Golkar bahkan menjadi saksi pernikahan anak elite Golkar (Nurdin Halid), bisa menjadi sinyalemen Partai Golkar, setidaknya beberapa faksi di dalamnya, mulai 'melupakan' Airlangga," tuturnya.
Ia juga berpandangan, Airlangga masih berkesempatan maju pada Pilpres 2024 jika ditempatkan sebagai cawapres.
Apalagi, Partai Golkar tidak bisa mengusung pasangan capres-cawapres tanpa berkoalisi.
"Dan akan lebih kuat apabila disandingkan dengan Anies untuk bisa menyaingi nama-nama yang ada, seperti Prabowo dan Ganjar," papar Usni.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Firman Soebagyo menyatakan, duet Airlangga dan Anies berpeluang terwujud mengingat politik dinamis.
Namun, Partai Golkar memiliki ketentuan dalam menetapkan jagoannya pada pilpres mendatang.