WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Komedian Narji meminta maaf karena pernah mendukung Dudung Abdurachman. Dudung kini menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).
Narji kini merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) setelah resmi bergabung dengan PKS pada Desember 2021.
Narji juga mengaku siap membantu berbagai kegiatan PKS di tengah masyarakat sebagai konsekuensi terjun ke dunia politik.
"Saya mau belajar banyak hal di PKS. Partai ini kan seperti pesantren, semua kadernya dididik dan dibina secara rutin. Saya menyatakan siap mengikuti kegiatan itu semua," kata pria pemilik nama lengkap Sunarji Riski Radifan itu dikutip dari Kompas.com, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: Namanya Trending karena Dianggap Kebal Hukum, Denny Siregar: Hukum Harus Jelas Alat Buktinya
Baca juga: IPW Soroti Proses Kilat Bahar Smith Jadi Tersangka, Bandingkan dengan Kasus Denny Siregar
Hal itu disampaikan Narji saat mengikuti kegiatan partai di DPD PKS Tangerang Selatan.
Narji mengaku masih perlu banyak belajar tentang politik dan agama.
Oleh karena itu, dia merasa tak segan mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan PKS.
Pada kesempatan tersebut, Narji juga menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas sikap politiknya sebelum gabung ke PKS.
Narji bersama beberapa artis Ibu Kota sempat memberikan dukungan moril kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman yang menertibkan baliho Rizieq Shihab.
Narji mengaku sama sekali tidak bermaksud menyinggung pihak tertentu, terlebih menyinggung perasaan umat Islam.
Baca juga: Krisdayanti Merasa Ikatan Batin dengan Nindy Ellesse Begitu Kuat, Sesama Penyanyi dan Kader PDI P
"Saya berharap, masyarakat mau memaafkan. Masak masyarakat tidak memaafkan saya. Istri saya saja memaafkan saya, yang punya tampang kayak begini," kata dia.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR Mulyanto yang mendampingi Narji mendukung permohonan maaf dan pernyataan tersebut.
Dia berharap, masyarakat berkenan memaafkan pelawak yang terkenal lewat grup lawak "Cagur".
"Bang Narji ini kan komedian jadi masih kurang luwes memahami konstelasi politik. Sejak kecil dia tinggal di Tangerang Selatan dengan masyarakat yang relijius. Belajar ngaji di surau dan dekat dengan ustadz dan kiai," tutur Mulyanto.
Narji juga akan banyak belajar politik yang santun.