WARTAKOTALIVE.COM - Tim Bulu Tangkis Indonesia berhasil meraih piala Thomas Cup, pada Minggu (17/10/2021).
Piala Thomas Cup yang diraih Indonesia itu merupakan penantian yang sangat panjang, yakni selama 19 tahun.
Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB), Afriansyah Noor mengapresiasi Indonesia meraih piala Thomas Cup tersebut.
Afriansyah Noor mengucapkan terima kasih dan rasa bangga kepada kontingen tim bulu tangkis putra Indonesia.
Baca juga: Indonesia Raih Piala Thomas 2020 Diartikan Wagub DKI Sebagai Kado untuk Memeringati Sumpah Pemuda
Baca juga: Indonesia Juara Piala Thomas 2020, Ketum PPK Kosgoro 1957: Terima Kasih Para Pahlawan Bulu Tangkis
Baca juga: Buntut Sanksi WADA dan tidak Ada Merah Putih di Piala Thomas, Menpora Zainudin Amali Dituntut Mundur
Diketahui, Indonesia mengalahkan tim China dengan skor 3-0 pada laga final di Ceres Arena, Aarhus, Denmark.
Kesuksesan itu diraih setelah Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan Jonatan Christie (Jojo) mengalahkan para pemain China.
“Penantian selama 19 tahun untuk membawa pulang Piala Thomas terbayar sudah. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya"
"karena kalian yang telah berjuang hingga titik akhir demi bangsa dan negara sehingga lagu Indonesia Raya bisa diperdengarkan di kejuaraan internasional,” kata Afriasnyah, Senin (18/10/2021).
Afriansyah Noor juga merasa sedih dan kecewa karena bendera yang berkibar di Aarhus, bukan bendera Merah Putih Indonesia, melainkan bendera federasi, yakni PBSI.
Ia meminta kepada Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) di bawah naungan Kementerian Pemuda dan Olahraga harus memperhatikan masalah ini.
"Semoga ke depannya tak terulang lagi dan semoga bendera Merah Putih bisa berkibar di kejuaraan internasional lainnya," ucapnya.
Politisi senior ini juga menyampaikan, bulu tangkis adalah cabang olahraga yang jadi tumpuan prestasi Indonesia.
Maka itu perlu untuk terus melakukan regenerasi agar data terus mewarisi prestasi yang membanggakan tersebut.
“Saya rasa penting memberi perhatian untuk cabang olahraga bulu tangkis, karena sudah terbukti mengharumkan nama bangsa."
"Perlu di dukung dan lebih diperhatikan oleh pemerintah, agar regenerasi pemainnya bisa sustainable begitu pula prestasi nya juga dapat diwariskan,” jelasnya.
Namun, kata Afriansyah, cabang olahraga lain juga perlu diperhatikan agar prestasi membanggakan bisa diberikan oleh semua atlet.
Mengutip artikel Wartakotalive.com, kemenangan tunggal kedua Tim Piala Thomas Indonesia Jonatan Christie atas lawannnya Li Shi Feng dari China dalam Final Piala Thomas 2020 mengakhiri penantian panjang publik pencinta bulu tangkis Indonesia.
Pebulu tangkis yang akrab disapa Jojo ini memenangi pertandingan ruber game 21-14, 18-21, dan 21-14.
Kemenangan Jojo atas Li Shi Feng mengubah skor menjadi 3-0, Indonesia unggul atas China.
Dengan skor tersebut, Indonesia akhirnya menjadi juara Piala Thomas setelah menanti selama 19 tahun terakhir.
Sebelum Jojo, Anthony Sinisuka Ginting, tunggal pertama tim Piala Thomas Indonesia sukses meraih kemenangan atas wakil China, Lu Guang Zu rubber game 18-21 21-14 21-16 dalam waktu 1 jam 17 menit.
Pertandingan berlangsung di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) malam WIB untuk sementara Indonesia unggul 1-0 atas China.
Anthony Sinisuka Ginting menjadi wakil Indonesia yang turun pada partai pertama untuk berjuang menjuarai Piala Thomas yang kali terakhir diraih tim Merah Putih tahun 2002 silam.
Duel ini bisa dibilang final ideal mengingat Indonesia adalah unggulan pertama di Piala Thomas 2020 sementara China merupakan juara bertahan.
Memulai pertandingan, Anthony Ginting langsung menunjukkan smes-smes menyilang tajam dan mempersulit Lu Guang Zu.
Sayang, akurasi Ginting belum begitu baik dan Lu Guang Zu tak kalah impresif sehingga tunggal China itu mampu unggul 3-5.
Lu Guang Zu terus konsisten dengan smes-smes kerasnya.
Pun demikian dengan Ginting, tetapi kesalahan-kesalahan yang dibuat membuatnya tertinggal 9-11 saat interval.
Ginting kemudian tertinggal 10-13 karena kembali lengah.
Namun, pebulu tangkis asal Cimahi itu mampu mencetak sebanyak tiga poin beruntun setelahnya lewat kombinasi smes menyilang dan lurus.
Kedua pemain terus menunjukkan permainan ketat dan mampu berimbang 15-15 dan 17-17.
Lu Guang Zu yang cermat dalam menempatkan arah kok lalu dapat mendekati gim poin 19-17.
Ginting sempat membalas, tetapi dia akhirnya harus menyerah 18-21 dari Lu Guang Zu pada gim pertama.
Gim Kedua Berlanjut ke gim kedua, dua kali kok yang nyangkut mewarnai ketertinggalan 2-3 Ginting dari Lu Guang Zu.
Akan tetapi, Ginting dengan cepat membalikkan keadaan dan melalui drop shot-nya membuat dia unggul 5-3.
Permainan Ginting sangat berbeda dan membaik pada gim kedua ini. Akurasi pukulan kok sang pemain meningkat yang membawanya semakin unggul 9-3.
Ginting kemudian mengakhiri interval gim kedua debgan keunggulan 11-5 dari tunggal putra nomor 22 dunia itu.
Lu Guang Zu kini bergantian dengan beberapa kali melakukan kesalahan seperti pukulan kok yang keluar ataupun hanya mengenai net.
Hal ini menguntungkan Ginting yang terus unggul dan kini mencapai skor 14-6.
Wakil China mulai bangkit dan berhasil meraih poin demi poin untuk memangkas jarak skor.
Namun, pukulan-pukulan kok Ginting yang efektif dan sejumlah kesalahan Lu Guang Zu membawanya meraih gim poin 20-14.
Ginting kemudian menuntaskan perlawanan Lu Guang Zu dengan skor 21-14 usai smesnya dibalikkan lawan ke arah net.
Gim Ketiga Memasuki gim ketiga, Anthony Ginting kembali menunjukkan impresif dengan smes-smes akurat yang membawanya unggul cepat 5-1.
Kombinasi smes lurus dan menyilang begitu luar biasa. Poin demi poin terus dia raih dan perlebar keunggulan jadi 9-2.
Ginting lalu unggul 11-4 saat interval setelah drop shot-nya berhasil, lalu poin terkini didapat usai memaksa lawan memukul kok keluar.
Selepas interval, Lu Guang Zu mulai kembali tampil agresif dan sempat membuat Ginting tersungkur.
Namun, Ginting yang konsisten dengan pola permainan menyerangnya mampu unggul 15-9.
Keunggulan Ginting kemudian menjadi menjadi 19-11 menyusul sang lawan yang lagi-lagi melakukan kesalahan.
Sempat kecolongan beberapa poin, Ginting akhirnya dapat mencapai match poin dan menuntaskan gim pertama dengan skor 21-16 usai pukulan kok sang lawan keluar.
Sejak semalam, bicara soal strategi, dia sudah mempersiapkan diri untuk berhadapan dengan Shi Yu Qi atau Lu Guang Zu.
Jadi ketika bertemu Lu, dia tidak kaget.
Apalagi, dia pernah dua kali mengalahkan tunggal pertama China tersebut.
Kemenangan diraih Ginting dicatat di Jepang Terbuka 2019 dan Indonesia Terbuka 2019.
"Jadi saya tidak kaget saat bertemu Lu bukan Shi di laga pembuka ini," tutur Ginting.
Ginting pun berharap sumbangan satu angka darinya bisa menambah semangat rekan-rekannya.
"Kemenangan ini tentu membuat saya sangat senang. Tetapi perjuangan belum berakhir. Pemain-pemain China adalah lawan yang tangguh."
"Saya berharap teman-teman bisa bermain baik dan memberikan kemenangan untuk Indonesia," ujar Ginting lagi.
Smash-smas keras
Ganda putra pertama tim Piala Thomas Indonesia, Fajar alfian/Muhammad Rian Ardianto berhasil meraih satu poin kemenangan lagi setelah mengalahkan He Ji Ting/Zhou Hao Dong.
Bertanding di lapangan 1 Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) malam WIB, Fajar/Rian menang dua gim langsung 21-12, 21-19 dalam durasi 41 menit.
Permainan yang lebih kompak dan rotasi yang lebih solid, membawa Fajar/Rian tampil bagus.
Sementara lawan yang bukan pasangan asli, juga kerap kedodoran, terutama di gim pertama.
"Bersyukur alhamdillah bisa menyumbangkan angka kemenangan bagi Indobesia. Kami bisa bermain tanpa cedera."
"Kami tidak menyangka bisa diturunkan di partai final Piala Thomas dan sebagai ganda pertama serta bisa menyumbang angka," ujar Fajar usai pertandingan.
"Saya senang karena bisa mempersembahkan kemenangan. Keberhasilan ini sangat penting bagi kami untuk tidak menjadi pasangan pelapis terus. Ini menambah kepercayaan diri kami," sebut Rian.
Menyangkut lawan yang bukan pasangan asli, Fajar/Rian merasa bersyukur. Keduanya juga bisa memanfaatkan keadaan dan menang.
"Lawan juga bukan pasangan aslinya, kami sangat percaya diri untuk mengalahkan mereka."
"Ganda China itu pasangan dadakan, sehingga rotasinya belum berjalan baik. Ini tentu kami manfaatkan kesempatan," sebut Fajar.
Saat kedudukan 20-17 di gim kedua kemudian dikejar hingga 20-19, Fajar/Rian mengaku tenang.
"Pokoknya tenang dan berusaha dapat satu poin. Ternyata berhasil," ujar Rian.
"Modal kami adalah fokus bermain dari awal sampai akhir. Alhamdulillah bisa menerapkan strategi bermain dengan baik dan menang," sebut Fajar.
"Dari awal kami memang sudah siap untuk mengeluarkan segenap tenaga dan kemampuan yang kami miliki untuk menang dan sumbang poin," tambah Rian.
(Wartakotalive.com/CC)