"Tanpa penguatan daya beli, masyarakat maka akan sulit memulihkan kondisi perekonomian dan perusahaan. Jadi ini saling terkait. Negara, perusahaan, dan pekerja/buruh saling berkontribusi memulihkan perekonomian,” tuturnya.
Lebih lanjut, legislator asal Sukabumi, Jawa Barat itu menjelaskan, pemerintah memperkirakan THR dan gaji ke-13 akan menambah konsumsi masyarakat sebesar Rp 215 triliun yang berasal dari THR dan gaji ke-13 ASN sebesar Rp 43 triliun, THR pekerja formal sebesar Rp 100 triliun, dan THR pekerja informal sebesar Rp 72 triliun.
"Selain sebagai katalisator perekonomian nasional dan pemulihan perusahaan, THR bagi pekerja/buruh diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pekerja/buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya Idul Fitri," ujar Hergun.
Dia mengharapkan, peringatan Hari Buruh tahun ini dapat berjalan secara khidmat, damai, dan lancar.
Seraya juga menyerukan, agar Hari Buruh kali ini diisi dengan kegiatan positif yang bisa saling bantu satu sama lain. Pandemi Covid-19 telah berdampak besar terhadap kondisi para buruh.
Padahal, kesejahteraan buruh berkontribusi mendorong pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19.
Hampir setengah dari penduduk berusia 15 tahun ke atas merupakan pekerja, baik sebagai pekerja formal maupun informal.
Daya beli yang memadai akan menciptakan pasar permintaan dan penawaran, sehingga konsumsi meningkat dan perekonomian tetap berjalan.
"Saya berharap teman-teman buruh bisa merayakan May Day dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Selamat Hari Buruh. Semoga seluruh pekerja bisa hidup layak dan sejahtera," tutup Hergun.