Teckno

Membedah Sistem Pengumpulan Data Pengguna Apple dan Android, Mana yang Lebih Aman?

Editor: Feryanto Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dua raksasa teknologi smartphone, Apple dan Android kerap terlibat adu kecanggihan terutama dalam menghitung jumlah data pengguna aktif.

Perangkat teranyar Apple, iPhone selama ini seringkali dianggap merupakan ponsel yang menjamin kerahasiaan data penggunanya.

Begitu juga sistem operasi perangkat smartphone milik Google, Android, perangkat ini telah mengalami beberapa kali perubahan privasi demi menjaga data penggunanya agar terhindar dari tindak kejahatan siber.

Meski keduanya beradu klaim bahwa sistem keamanannya memiliki kemampuan yang baik, Apple iOS dan Android sejatinya sama-sama menghimpun data pengguna.

Baca juga: Ponsel Xiaomi dan Oppo Segera Dapat Pembaruan Android 12, Apa Saja Tipenya? Berikut Daftarnya

Baca juga: Tinggalkan Android, Smartphone Huawei Sudah Dapat Menggunakan Sistem Operasi HarmonyOS Mulai April

Penghimpunan data pengguna itu dimaksudkan untuk mengetahui jumlah terkini dari perangkat tersebut setiap waktunya.

Sebuah riset yang dilakukan Douglas Leith dari Universitas Trinity College of Dublin, Irlandia menyebut jika Google mengambil data 20 kali lebih banyak dari pengguna Android dibanding Apple, seperti laporan yang ditulis laman The Register, Kamis (1/4/2021).

Leith menggunakan sampel perangkat ponsel Google Pixel 2 yang menjalankan sistem operasi Android 10 dan iPhone 8 yang menjalankan sistem operasi iOS 13.6.1. Dalam risetnya tersebut, kedua sistem operasi itu mengirimkan data telemetri ke server induk.

iOS dan Android, sama-sama memiliki teknologi telemetri yang memungkinkan pengukuran jarak jauh dan mengirimkan informasi ke pembuat sistem operasi.

Baca juga: Surat Lamaran Kerja Pendiri Apple Steve Jobs 48 Tahun Lalu Terjual Rp 3 Miliar dalam Sebuah Lelang

Baca juga: RENCANA Jahat Google dan Apple Dibongkar di Inggris, Kolusi Big Data untuk Tingkatkan Mesin Pencari

Bahkan data telemetri tetap bisa dikirim meskipun pengguna belum log-in ke perangkat.

Android dan iOS diketahui juga tetap melakukan aktivitas pengiriman data ke server induk meski penggunanya melakukan kegiatan sederhana. Kegiatan itu meliputi menelepon, sms, memasang kartu SIM, mendengarkan musikmusi, dan browsing.

Dalam keadaan non aktif, perangkat Android dan iOS tetap akan terhubung dengan server back-end rata-rata setiap 4,5 menit sekali.

Dalam riset itu, Leith mengungkapkan jika iOS akan secara otomatis mengirimkan data penggunanya dari aplikasi Siri, Safari, dan iCloud ke Apple. Ketiga aplikasi itu secara aktif memperbarui informasi data pengguna untuk dienkripsi ke Apple.

Data yang ditransfer di antaranya IMEI, nomor serial perangkat, nomor serial SIM, nomor telepon, ID perangkat (UDID, Ad ID), lokasi, telemetri, cookies, alamat IP, dan alamat WiFi MAC terdekat.

Baca juga: Survei IDC Sebut 3 Merk Ponsel Ini Rajai Wearable Gadget di Tahun 2020, Apple Masih Teratas

Sementara dalam perangkat Android, aktivitas pengiriman data dilakukan melalui aplikasi Chrome, YouTube, Google Docs, Safetyhub, Google Messenger, jam, dan bar Google Search akan mentransfer data ke Google.

Beberapa data yang sering ditransfer adalah nomor IMEI, nomor serial perangkat, nomor serial SIM, nomer telepon, ID perangkat (Android ID, RDID/Ad ID, Droidguard key), telemetri, cookies, alamat WiFi MAC perangkat.

Dalam risetnya, Leith juga menemukan aktivitas pengitiman data saat ponsel diaktifkan. Ketika dinyalakan, perangkat Android mengirimkan data sekitar 1 MB ke Google.

Sementara iOS hanya mengirimkan 42 KB data ke Apple.

Saat perangkat tidak digunakan, kedua ponsel ini sama-sama aktif mengirimkan data pengguna.

Dalam perangkat Android, diketahui sekitar 1 MB data terkirim ke Google setiap 12 jam.

Sedangkan iPhone mengirimkan 52 KB dalam periode yang sama ke iOS.

Fakta mengejutkan juga ditemukan Leith dalam risetnya. Khusus di Amerika Serikat, Android secara kolektif menghimpun sekitar 1.300 GB (1,3 TB) data penggunanya setiap 12 jam.

Sementara pada periode yang sama, iOS juga secara kolektif mengumpulkan data pengguna sebesar 5,8 TB.

Bukan tanpa alasan Leith membedah sistem pengiriman data pengguna pemimpin pasar ponsel dunia ini.

Leith mengatakan bahwa proses pengumpulan data yang dilakukan Android dan Apple itu cukup mengkhawatirkan.

Baca juga: Tak Mau Kalah dengan Apple, Huawei Dikabarkan akan Mulai Pengembangan Mobil Listrik

Sebab sistem merak dengan mudah menakutkan nama pengguna, alamat e-mail, data kartu pembayaran, dan mungkin perangkat lain yang dimiliki pengguna.

Sehingga ketika perangkat hilang dan jatuh ke tangan orang tidak bertanggung jawab, seringkali terjadi kejahatan yang di luar jangkauan pengguna.

Apalagi, server back-end secara konsisten tetap mengirimkan data, seperti alamat IP, ekstensi, dan informasi lokasi geografis umum pengguna.

Leith mengatakan saat ini baru ada sedikit opsi yang bisa dilakukan untuk mencegah proses berbagi data ini. (Fandi Permana)

Berita Terkini