Namun, virus ini belum mendapat dukungan riset untuk mengantisipasi ancaman jika menjadi wabah.
Yang membuat khawatir ketika virus ini menjadi wabah di manusia, belum ada obat yang memadai untuk mengatasinya.
Termasuk, belum adanya vaksin untuk mengatasi pandemi dari Virus Nipah tersebut, walaupun virus ini disebut sudah terdeteksi lama.
Baca juga: Ketum Rabithah Alawiyah: Pak Sigit Bangun Jembatan Putus, Selama Ini Ulama Melihat Polri Songong
"Belum ada obat yang bisa meng-handle penyakit ini, yang tentunya akhirnya bisa menyebabkan situasi menjadi buruk," paparnya.
Dicky mengatakan, masuknya dunia ke era pandemi salah satunya disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang mengabaikan keseimbangan alam.
Dengan pembabatan hutan dan perilaku yang tidak harmonis antara manusia dan alam, katanya, membuat dunia semakin rawan terhadap pandemi.
Baca juga: Ketua KNPI Sebut Abu Janda Musuh Negara dan Sampah Masyarakat, Tuding Ada Beking untuk Rusak NKRI
"Perubahan iklim makin memperburuk situasi," ucapnya.
Ia menjelaskan, di dunia ada sekitar 1,6 juta jenis virus, di mana sekitar 800 ribu virus menyebabkan infeksi.
Namun, manusia hanya baru mengetahui atau meneliti 1 persen virus di dunia, di mana salah satunya ancaman Virus Nipah.
Baca juga: KLARIFIKASI Abu Janda Usai Dipolisikan karena Sebut Islam Arogan di Twitter
Oleh karena itu, ia menegaskan perilaku kehidupan normal baru (new normal) di masyarakat harus dilakukan untuk mencegah bermacam wabah.
Pemerintah juga diimbau mempersiapkan sarana prasarana kesehatan yang memadai untuk mengantisipasi atau mencegah ancaman virus yang dapat menjadi pandemi lainnya.
"Virus Nipah ini salah satu penyakit yang paling ditakuti, karena kombinasi masa inkubasi yang lama dan angka kematian yang tinggi."
"Dapat menyebabkan setengah penduduk wilayah habis jika ini tidak dicegah dari awal," paparnya.
Gejala
Hampir sama seperti Covid-19, dikutip dari laman WHO, infeksi NiV pada manusia menimbulkan gejala dan ada juga yang tidak bergejala.