Gempa Bumi

CNN Laporkan 67 Orang Tewas karena Gempa Sulbar, Masih Banyak di Bawah Reruntuhan, Alat Berat Kurang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas Tim SAR selamatkan korban gempa di Sulbar. Diduga masih banyak korban di bawah reruntuhan, untuk evakuasi butuh alat berat yang dilaporkan kurang

BPBD Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Polewali Mandar menurut Raditya masih melakukan pendataan dan mendirikan tempat pengungsian serta berkoordinasi dengan TNI - Polri, Basarnas, relawan dan instansi terkait dalam upaya pencarian para korban terdampak gempa tersebut.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.

"Untuk itu BNPB mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan dan selalu mengikuti informasi resmi yang tersedia melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada disekitar tempat tinggal," katanya.

Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 16 Januari 2021 Leo Bikin Terkesan, Aries Hari Tak Baik, Cancer Hilang Motivasi

Doni dan Risma ke Mamuju

Kepala BNPB Doni Monardo bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan peninjauan langsung ke lokasi terdampak gempa bumi di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat sesuai dengan arahan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.

Presiden turut memerintahkan Kepala BNPB, Menteri Sosial, Kepala Basarnas, Panglima TNI dan Kapolri beserta jajarannya untuk segera melakukan langkah-langkah tanggap darurat, mencari dan menemukan korban serta korban serta melakukan perawatan kepada korban yang mengalami luka-luka.

BNPB telah mendistribusikan bantuan dalam penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene

Baca juga: Anies Ajak Warga Penyintas Covid-19, Donor Plasma Konvalesen, ini Caranya

Antara lain mengerahkan empat helikopter dalam mendukung penanganan darurat, 8 set tenda isolasi, 10 set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan gizi, 2.004 paket makanan siap saji, 1.002 paket lauk pauk, 700 lembar selimut, 5 unit Light Tower, 200 unit Velbed

Kuga 500 paket perlengkapan bayi, 500.000 pcs masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit Genset 5 KVA.

Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 3.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat.

BPBD setempat terus melakukan pendataan dan kaji cepat di lapangan.

Sedangkan kerusakan bangunan di Kabupaten ini mencakup 62 unit rumah rusak, 1 unit puskesmas rusak berat, 1 kantor danramil Maluda rusak berat, jaringan listrik padam, komunikasi selular tidak stabil dan longsor 3 titik sepanjang jalan poros Majene – Mamuju.

Baca juga: Gempa Bumi di Mamuju, Basarnas Kerahkan Tim SAR dari Makassar, Balikpapan hingga Jakarta

Waspada Gempa Susulan

Saat ini masyarakat harus mewaspadai adanya potensi gempa susulan di Sulawesi Barat (Sulbar).

Tidak hanya berpotensi gempa susulan, tetapi juga potensi longsor bawah laut hingga tsunami di wilayah Sulbar.

Diketahui, gempa berkekuatan 6,2 magnitudo membuat jumlah korban gempa Sulawesi Barat terus bertambah.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat menginformasikan ada 27 korban gempa yang meninggal dunia.

Sementara, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, membenarkan terkait potensi gempa susulan.

Baca juga: Soualiho Meite Siap Memperkuat AC Milan di Serie A

Dwikorita Karnawati, mengatakan, gempa susulan tersebut bisa berkekuatan sama atau bahkan lebih kuat lagi.

"Perlu kami sampaikan pula bahwa pertama tadi adalah masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat."

"Bisa mencapai kekuatan yang seperti tadi sudah terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi," kata Dwikorita dalam konferensi pers pada Jumat (15/1/2021).

Ia juga menyebut, gempa susulan yang berpusat di pantai bisa berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.

Bahkan, bisa juga menimbulkan longsor bawah laut seperti yang terjadi di Palu pada 2018 lalu.

Hal itu lantaran kondisi batuan di wilayah tersebut sudah diguncang hingga 28 kali.

"Nah dan itu karena kondisi batuan digoncang dua kali bahkan 28 kali, sudah rapuh dan pusat gempa ada di pantai."

Berita Terkini