"Jadi kita berikan beasiswa sampai perguruan tinggi," ungkap Risma.
Pengalaman Tutup Gang Dolly
Menteri Sosial Tri Rismaharini menceritakan pengalamannya saat memimpin Kota Surabaya, Jawa Timur.
Risma mengungkapkan perjuangannya saat menutup lokalisasi prostitusi Gang Dolly di Surabaya.
Penutupan Gang Dolly membuat Risma menerima banyak ancaman.
Baca juga: DAFTAR Terbaru 12 Zona Hijau Covid-19 di Indonesia: Cuma Ada di Papua, Sumatera Utara, dan Maluku
"Saat menutup Dolly betapa beratnya saya, saya diancam dibunuh."
"Tiap sore ada ular di depan rumah."
"Belum polisi bilang 'depan rumah ibu kebakaran, kita keluar ada asap," beber Risma.
Baca juga: UPDATE Kasus Covid-19 di Indonesia 23 Desember 2020: Pasien Positif Melonjak 7.514 Jadi 685.639
Risma juga mendapatkan tuntutan melalui jalur hukum dari pihak yang merasa dirugikan atas penutupan lokasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Tuntutan tersebut bahkan mencapai Rp 1 triliun.
Meski begitu, Risma mengatakan mendapatkan banyak dukungan dari warga sekitar.
Baca juga: Biayai Aksi Terorisme di Timur Tengah, Sabu 202 Kg Senilai Rp 156 M Diselundupkan di Petamburan
"Ada yang nuntut saya Rp 1 triliun, dan saya pikir duit dari mana?"
"Tapi ternyata yang bela orang Dolly semua, dan mereka masuk ke pengadilan," ungkap Risma.
Kini, Risma mengatakan banyak manfaat yang didapatkan dari penutupan Gang Dolly dari masyarakat setempat.
Baca juga: Umat Katolik yang Tinggal di Zona Merah Covid-19 Tak Bisa Ikut Misa Natal Tatap Muka di Gereja
Risma berpesan agar masyarakat jangan takut, jika berbuat untuk kebaikan masyarakat.