Pilkada Serentak

Gibran dan Bobby Nasution Menang Versi Hitung Cepat, Yunarto Wijaya Sebut Dampak Buruknya ke Jokowi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Putra Presiden RI, Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka bersama menantu Jokowi, Bobby Afif Nasution bertarung di Pilkada 2020. Versi hitung cepat, keduanya menang

"Tantangan Gibran sebenarnya bukan pada kampanye. Tantangan Gibran ketika jadi wali kota, sorotan itu akan lebih besar lagi. Belum lagi ketika ayahnya tidak jadi seorang presiden," kata Yunarto Wijaya.

Lalu, Najwa Shihab menanyakan apakah dampak terhadap posisi Joko Widodo saat ini ketika anak dan menantunya itu terpilih menjadi kepala daerah.

"Apa kira-kira dampaknya ini terhadap posisi Presiden Jokowi sekarang ketika ada dua anaknya yang menjadi pemimpin daerah?" tanya Najwa Shihab.

Menurut Yunarto, dampak dalam konteks hubungan tata negara tidak terlalu besar.

Baca juga: Untuk Sementara Suara Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan Sulit Terkejar di Pilkada 2020 Kota Tangsel

"Kalau dalam konteks hubungan tata negara, pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, sebenarnya tidak terlalu besar ya, karena ini bukan daerah selevel provinsi juga atau Jakarta," kata Yunarto.

Namun, Najwa Shihab melanjutkan dampak dari segi politik.

"Dari segi persepsi politiknya?" tanya Najwa.

Di segi politik, kata Yunarto Wijaya, Jokowi tak hanya dipandang sebagai politisi biasa yang sama seperti politisi lainnya.

Muhammad Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, ikut dalam Pilkada Kota Medan 2020. Berdasarkan data Polri Kamis (24/9), Kota Medan masuk kategori rawan kamtibmas dan berdasarkan data BNPB rawan Virus Corona. (tribunnewsmaker)

Namun, image Jokowi sebagai kelas menengah yang terjun ke dunia politik tanpa embel-embel elite partai akan sulit diperlihatkan lagi.

Politik dinasti akan lekat dengan Joko Widodo.

"Nah itu yang akan terus menjadi embel-embel tadi. Yang saya lihat akan jadi 'tato' Jokowi adalah dia akan dilihat sebagai politisi biasa. Terobosan-terobosan yang selama ini diperlihatkan oleh beliau sebagai kelas menengah yang masuk politik tanpa embel-embel elite partai akan sulit untuk ditunjukkan kembali. Orang akan melihat dia dengan embel-embel politik dinasti tadi."

Baca juga: Sadis, Ibu Muda Bunuh 3 Balitanya dengan Parang Hingga Tewas, Diduga Terhimpit Masalah Ekonomi

Yunarto Wijaya juga menambahkan sedikit catatan tentang Kota Medan.

Sebab, banyak masalah yang terjadi di ibu kota Provinsi Sumatera Utara tersebut.

Sehingga, dibutuhkan banyak waktu untuk Medan melakukan transformasi besar-besaran.

"Medan, sedikit menjadi catatan, sepertinya mengulang kembali bagaimana politik yang... Saya harus katakan, keburukan politik ini seringkali terjadi di Medan," kata Yunarto.

Halaman
123

Berita Terkini