Kriminalitas

Keluarga Kru PO Bus Luragung Diintimidasi Sampai Anaknya Trauma, Ngakunya Polisi dari Polsek Gempol

Editor: Dwi Rizki
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kastiri (32) warga Kampung Cempeh, Lelea, Indramayu, Jawa Barat ketika didatangi sejumlah pria yang mengaku sebagai anggota Polsek Gempol pada Senin (23/11/2020). Sejumlah pria tersebut mengintimidasi dirinya hingga membuat anaknya trauma

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Kastiri (32) warga Kampung Cempeh, Lelea, Indramayu, Jawa Barat masih termenung membayangi kejadian yang menimpanya sepekan lalu, tepatnya Senin (23/11/2020).

Ibu rumah tangga itu mengaku masih ketakutan pasca digeruduk sejumlah pria yang mengaku berasal dari Kepolisian Sektor (Polsek) Gempol.

Bahkan, seorang putranya, EVA (8) kini mengalami trauma dan tertutup hingga saat ini.

EVA yang biasanya bermain dengan teman-temannya itu kini justru memilih untuk berdiam diri di rumah.

Putranya merasa takut jika bertemu dengan orang, khususnya pria dewasa pasca kejadian tersebut.

"Sekarang anak saya cuma diam di rumah aja-dia ketakutan, padahal dia biasa itu main sama temen-temennya. Apalagi kalau lihat orang gede (pria dewasa), mungkin gara-gara kejadian itu," ungkap Kastiri lirih.

Mengenang kejadian tidak menyenangkan hingga membuat trauma putranya itu, Kastiri mengungkapkan awal peristiwanya pada Senin (23/11/2020) malam.

Baca juga: Aksi Premanisme di Kebayoran Lama Kian Meresahkan, Sekali Parkir Digetok Puluhan Ribu Rupiah

Sejumlah pria yang tidak dikenal katanya mengetuk pintu rumahnya dengan keras pada sekira pukul 22.00 WIB.

Dirinya yang hendak menidurkan putra semata wayangnya itu pun bergegas bangun dari tempat tidur.

Istri dari kru PO Bus Luragung itu mengaku terkejut dengan kedatangan sejumlah pria di depan rumahnya.

Apalagi, sejumlah pria itu mengaku sebagai anggota polisi dari Polsek Gempol.

Tanpa menaruh curiga, Kastiri pun mempersilahkan sejumlah pria tersebut untuk masuk.

Baca juga: Habib Rizieq Shihab Dikabarkan Dijemput Paksa Polisi, Puluhan Laskar FPI Hadang Polisi di Petamburan

Namun, seorang pria yang mengaku bernama Rahman Hakim masuk ke dalam rumah, sedangkan sejumlah pria lainnya dilihatnya menyebar ke sekeliling rumah.

"Mereka ngakunya dari Polsek Gempol, dikepung rumah saya, di depan dua (orang), di samping (rumah) satu. Dia (Rahman Hakim) tanya suami saya, saya bilang nggak ada," ungkap Kastiri.

Pertanyaan serupa kembali dilontarkan Rahman Hakim berulang kali.

Dirinya pun kembali menyampaikan sang suaminya, Dolf Khaelany sedang tidak ada di rumah.

Kastiri juga menegaskan suaminya tengah bekerja ketika itu.

"Yang namanya pak Rahman mungkin kesal, dia agak keras ngomongnya, 'Saya ke sini baik-baik, tolonglah!'," kenang Kastiri.

"Saya bilang dari awal saya nggak tau. Dia bentak, 'Jangan bilang nggak tau!, tetangga kamu (bilang) katanya Lani tadi sore ada, Jangan bohong!," jelasnya menirukan kalimat Rahman Hakim.

Suara Rahman Hakim yang lantang dan keras katanya mengejutkan putranya.

Sesaat Rahman membentak, anaknya yang semula terlihat mengamati kedatangan tamu tidak diundang dari jauh itu segera mendekat.

EVA katanya segera mendekati dirinya dan berlindung dibelakangnya.

"Dia begitu (bentak) di depan anak saya, anak saya ketakutan jadinya," ujar Kastiri lirih.

Baca juga: Waduh, Polisi Bakal Jemput Paksa Ketua Panitia Acara Pernikahan Putri Habib Rizieq Shihab

Tidak puas membentak, Rahman Hakim dan sejumlah pria yang semula mengelilingi rumahnya diungkapkan Kastiri segera masuk.

Mereka katanya mengaku tidak percaya dengan jawaban yang disampaikannya.

Tanpa seizinnya, para pria tersebut kemudian menggeledah ruangan seisi rumah.

Seorang pria dipaparkan Kastiri menuju kamar mandi yang terletak di belakang rumah.

Sedangkan dua orang lainnya memeriksa dua buah kamar, termasuk kamar tidur miliknya.

"Satu yang ngaku namanya Pak Roby ke belakang masuk kamar mandi, yang satu ke kamar depan, yang satu ke kamar anak saya. Terus lihat ke kolong ranjang," jelasnya.

Kastiri mengaku tidak dapat berbuat banyak ataupun melarang aksi penggeledahan rumahnya ketika itu.

Walaupun diketahuinya, kedatangan pria yang mengaku sebagai oknum Kepolisian itu tidak disertai dengan surat tugas.

Begitu juga dengan kedatangan mereka yang tidak didampingi oleh Ketua RT ataupun tetangganya.

"Mereka kan ngakunya dari Polsek Gempol, jadinya saya nggak bisa ngelarang. Walau pun mereka nggak bawa surat tugas juga," ungkap Kastiri.

"Kan saya udah kasih tahu suami saya nggak ada, tapi mereka tetap maksa. Malahan mau rampas hp (ponsel) saya, cuma saya nggak kasih," jelasnya.

Lapor Polisi

Atas kejadian tidak menyenangkan tersebut, Kastiri mengaku berencana akan melaporkan peristiwa tersebut kepada pihak Kepolisian.

Sebab, bukan hanya dirinya maupun putranya yang secara langsung terintimidasi, suaminya juga dicemarkan nama baiknya.

"Saya pribadi mah nggak terima foto suami saya dipajang, apalagi disebut DPO di facebook, emang suami saya teroris," kesal Kastiri.

"Yang nyebarin video juga saya tahu orangnya, saya pengen diproses (hukum), karena saya benar-benar nggak terima suami saya digituin," tegasnya.

Langkah hukum yang akan diambilnya tersebut ditegaskan Kastiri guna meluruskan kabar yang beredar di lingkungan rumahnya.

Sebab, sejumlah tetangga kini menilai suaminya sebagai penjahat yang kini dalam buronan Kepolisian.

"Saya udah benar-benar malu, kasian anak-anak. Dia kaget, tanyain di mana ayahnya, saya bilang 'ayah lagi kerja, cari uang untuk kita dek'," ungkap Kastiri.

"Saya mau urusannya selesai, biar tetangga juga tahu masalahnya sebenarnya apa," sambungnya.

"Ini kan sebenarnya masalah sepele, cuma selisih paham suami saya-sesama sopir, tapi kenapa saya yang dibawa-bawa, sampai-sampai anak saya sekarang jadi trauma," keluh Kastiri.

Berita Terkini