WARTAKOTALIVE.COM, DRAMAGA - Orasi Ilmiah Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) akan diselenggarakan, Sabtu 12 September 2020 mendatang.
Jelang pelaksanaan tersebut, ketiga orator yakni Prof Dr Ir Gondo Puspito Msc, Prof Dr Hanifah Nuryani Lioe MSi, Prof Dr Ir I Made Artika M App, SC berkesempatan memaparkan tema yang diangkat dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (10/9/2020).
Prof Dr Ir Gondo Puspito Msc menyampaikan tema 'Kaji ulang pelarangan alat penangkapan ikan untuk mewujudkan perikanan tangkap berkelanjutan'.
Sementara itu, Prof Dr Hanifah Nuryani Lioe MSi membahas tentang 'instrumen non-konvensional untuk memenuhi tantangan studi eksplorasi bidang kimia rasa dan studi senyawa target dalam bidang keamanan pangan dan pangan fungsional'.
• Said Didu Prihatin Anies Baswedan Diserang Buzzer hingga Dijegal Pemerintah Pusat terkait PSBB Total
Sedangkan Prof Dr Ir I Made Artika M App, SC membahas tentang 'penerapan teknik biologi molekuler dan prinsip biosafety dalam deteksi dan karakterisasi virus penyebab penyakit pada manusia'.
Pada kesempatan kali ini, Prof Dr Ir I Made Artika M App, SC membahas beberapa permasalahan yang terjadi saat ini, terutama terkait permasalahan virus.
Prof Dr Ir I Made Artika M App, mengatakan bahwa ke depannya dipastikan akan ada jenis virus baru yang akan melanda seluruh dunia.
Sebagai antisipasi, Prof Dr Ir I Made Artika M App, meminta agar Indonesia sudah mulai mempersiapkan segala macam bentuk penangkalnya.
"Sejarah membuktikan, dulu ada virus ebola, flu burung, dsb. Ke depannya virus baru akan bermunculan. Sebagai antisipasi, bukan hanya di Indonesia, seluruh negara harus menyiapkan berbagai aspek mulai dari SDM, teknologi, laboratorium, vaksin dan sebagainya," ujarnya.
Terkait karakteristik Covid-19 antara di Indonesia dengan negara lain, Prof Dr Ir I Made Artika M App mengatakan bahwa hal tersebut benar adanya.
• Pilkada 2020, Ada 60 Bacalon Kepala Daerah Positif Virus Corona, Ini Kata Ketua KPU Arief Budiman
"Secara prinsip virus dapat bermutasi dan mutase bersifat acak. Yang terpenting apakah mutase yang terjadi berdampak terhadap keganasan atau daya tular virus," paparnya.
"Perbedaan virus yang bertahan bisa dipengaruhi oleh ekologi maupun inang (manusia) antara negara yang berbeda. Virus flu biasa misalnya, di Indonesia tidak dianggap begitu berbahaya, tapi di negara lain bisa berbahaya," tambahnya.
Sementara itu terkait vaksin Covid-19, Prof Dr Ir I Made Artika M App menjelaskan bahwa Indonesia memiliki pabrik vaksin yang kompeten.
"Dari segi teknologi dan SDM, Indonesia mampu membuat vaksin. Ketika ada virus flu burung, kita sebenarnya sudah membuat vaksin tersebut. Tapi kita uji klinisnya memakan waktu cukup lama. Jadi, ketika kita sudah memiliki vaksin, virusnya sudah hilang," ungkapnya.
"Untuk vaksin Covid-19, saat ini Pemerintah memang tengah berupaya membuat vaksin," tambahnya.
Update kasus
Jumlah pasien Virus Corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 3.861 orang, per Kamis (10/9/2020).
Sehingga, hari ini total ada 207.203 kasus positif. Hal itu seperti dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id.
Sementara, jumlah pasien sembuh bertambah 2.310 orang, sehingga total pasien sembuh ada 147.510 orang.
• PERNYATAAN Lengkap Anies Baswedan Terapkan PSBB Lagi: Kematian Bukan Angka Statistik Saja
Sedangkan pasien yang meninggal bertambah 120 orang, sehingga total ada 8.456 pasien Covid-19 yang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 10 September 2020, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 50.671 (23.9%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 37.093 (18.4%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 16.508 (7.9%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 13.668 (6.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 13.032 (6.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 9.078 (4.5%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 8.110 (3.9%)
BALI
Jumlah Kasus: 6.834 (3.2%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 5.447 (2.6%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 4.890 (2.4%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 4.276 (2.1%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 4.064 (2.1%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 3.402 (1.6%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 3.124 (1.4%)
RIAU
Jumlah Kasus: 3.163 (1.3%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 2.901 (1.5%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 2.887 (1.4%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 2.269 (1.1%)
ACEH
Jumlah Kasus: 2.258 (1.0%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 2.248 (1.1%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 1.911 (1.0%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 1.767 (0.9%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 1.695 (0.8%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 1.340 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 970 (0.5%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 728 (0.4%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 509 (0.2%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 458 (0.2%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 456 (0.2%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 400 (0.2%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 309 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 263 (0.1%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 261 (0.1%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 213 (0.1%). (CC)