Berita Tangerang

Sopir Angkot Dikeroyok Sampai Babak Belur di Tangerang, Berikut Penjelasan Polisi

Editor: PanjiBaskhara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Seorang sopir angkot Tangerang babak belur dikeroyok.

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Abdul Fitri (26), sopir angkot di Tangerang babak belur dikeroyok.

Terjadinya pengeroyokan sopir angkot di Tangerang membuat kepolisian Polsek Balaraja turun tangan.

Diketahui, kejadian sopir angkot Tangerang dikeroyok terjadi di Kampung Cariu, Kecamatan Balaraja, Kabupaten Tangerang, Minggu (2/8/2020).

Menutur Kapolsek Balaraja Kompol Teguh Kuslantoro, pihaknya amankan sejumlah pelaku dari kejadian ini.

Sudah Sepekan Kritis karena Dikeroyok OTK, ini Kondisi Luka-luka Remaja Peretas Situs Nasa 

Tak Senang Ditegur karena Menghalangi Jalan, Gerombolan Pesepeda Keroyok Pelajar

Berawal dari Telat Membawa Makanan, Buruh Bangunan Bacok Istri dan Empat Warga Tewas Dikeroyok Massa

"Ada 5 orang tersangka yang kami amankan," ujar Teguh kepada Warta Kota, Senin (3/8/2020).

Kelima tersangka ini di antaranya AJ (38), AY (19), AG (19), IF (25) dan AP (29).

Teguh pun mengungkap awal kejadian tersebut.

"Korban dituduh mencuri uang," ucapnya.

Abdul Fitri (26), sopir angkot di Tangerang babak belur dikeroyok AJ (38), AY (19), AG (19), IF (25) dan AP (29), di Kampung Cariu, Kecamatan Balaraja, Kabupatren Tangerang, Minggu (2/8/2020). (Istimewa)

Kemudian korban mengatakan bahwa tidak mencuri uang itu.

Lantas para tersangka ini semakin naik pitam.

"Lalu para pelaku memukuli korban," kata Teguh.

Kapolsek menyebut korban mengalami luka-luka atas insiden ini.

AJ (38), AY (19), AG (19), IF (25) dan AP (29), keroyok Abdul Fitri (26), sopir angkot di Tangerang sampao babak belur di Kampung Cariu, Kecamatan Balaraja, Kabupatren Tangerang, Minggu (2/8/2020). (Istimewa)

Bahkan tersangka mengeroyoknya dengan menggunakan bambu.

"Kami langsung melakukan penyelidikan dan hasilnya 5 orang tersangka berikut sejumlah barang bukti kami amankan," ungkapnya.

Gerombolan Pesepeda Keroyok Pelajar

Gerombolan pesepeda mengeroyok seorang pelajar di pertigaan sekolah SMK Raden Patah Jalan Mayjen Sungkono, Kelurahan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Mf (18) pelajar yang menjadi korban penganiayaan oleh sekelompok pesepeda di Kota Mojokerto, menunjukkan bukti laporan ke pihak kepolisian. (TribunJatim.com/ M Ronadoni)

Penganiayaan itu terjadi karena para pesepeda yang menghalangi jalan tidak senang ketika ditegur oleh korban, Mf (18) warga Desa Sebani, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo.

Mf adalah pelajar yang berstatus siswa kelas XII SMK Raden Patah Kota Mojokerto yang lulus tahun 2020.

Dilansir dari TribunJatim, akibat penganiayaan tersebut korban mengalami lebam di bagian perut dan bahu kanan serta luka gores pada leher sebelah kanan.

Aksi penganiyaan terhadap pelajar yang dilakukan oleh gerombolan pesepeda itu  terekam kamera Closed Circuit Television (CCTV) di sekolahnya, Senin (6/7/2020) pukul 09.00 WIB.

Dari rekaman kamera CCTV durasi 02.51 menit terlihat tiga orang pesepeda menghampiri korban. 

Pelaku tiba-tiba mengeroyok dan memukul korban pada bagian perut sampai jatuh tersungkur.

Korban berupaya berdiri terlihat menahan sakit akibat pukulan itu.

Di saat bersamaan muncul seorang pesepeda bertubuh kekar mendatanginya dan langsung menendang tubuh korban dari arah belakang.

Pemukulan itu masih terus berlanjut meski warga setempat dan pengguna jalan berupaya melerainya.

Bahkan pelaku masih saja berulang kali memukul korban di bagian kepalanya. 

Penganiayaan berhenti seusai korban dilerai oleh Tentara dan menjauh dari lokasi kejadian perkara. 

Korban melaporkan kasus penganiayaan  ini ke Polsek Magersari, Polres Mojokerto Mojokerto.

Kapolsek Magersari, Kompol M Sulkan membenarkan adanya kejadian penganiayaan terhadap pelajar yang dilakukan oleh sekolompok pesepeda. 

"Kami masih memeriksa saksi sekaligus rekaman kamera CCTV terkait kasus penganiayaan yang melibatkan rombongan pesepeda," ujarnya di Polsek Magersari, Selasa (7/7/2020).

Ia menjelaskan kronologi penganiayaan ini berawal korban berangkat dari rumah mengendarai motor Honda Beat warna hitam W 5511 TA menuju sekolahnya di SMK Raden Patah.

Korban bertemu rombongan Gowes sepeda ontel yang berjalan beriringan indikasi menutup jalan di pertigaan Jatikulon, Mojoanyar Kabupaten Mojokerto.

"Korban berkata minggir bos dan melanjutkan perjalanan menuju ke sekolahnya," jelasnya. 

Menurut dia, korban berhenti di pertigaan tepatnya di samping sekolah SMK Raden Patah.

Ternyata korban disusul oleh rombongan pesepeda sampai terjadi kejadian itu. 

"Motif penganiayaan ini diduga lantaran rombongan pesepeda merasa tersinggung dengan perkataan korban sehingga terjadi insiden tersebut," ungkapnya.

Tindakan arogan sekelompok pesepeda itu tidak dapat dibenarkan lantaran pengeroyokan yang mengakibatkan korban mengalami luka-luka itu adalah perbuatan penganiayaan yang merupakan tindakan Pidana.

"Pelaku belum diketahui masih dalam penyelidikan," terangnya.

Korban penganiayaan, Mf (18) mengatakan berharap pihak Kepolisian dapat segera menangkap pelaku pengeroyokan.

Ia akan menempuh jalur hukum terkait kasus penganiayaan ini.

"Saya tidak kenal pelaku semoga bisa cepat ditangkap dan dihukum sesuai perbuatannya," tandasnya.

(DIK/Wartakotalive.com/DON/Mohammad Romadoni/TribunJatim)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Terekam CCTV, Detik-detik Pemuda Sidoarjo Dikeroyok Pesepeda di Mojokerto, Simak Kronologinyaua

Berita Terkini