Presiden Indonesia, Jokowi (Instagram/jokowi)
Joko Widodo, atau dikenal dengan sapaan Jokowi adalah presiden Indonesia ketujuh.
Ia mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014, dan terpilih lagi untuk periode 2019-2024.
Jokowi lahir di Surakarta, jawa tengah, pada 21 Juni 1961.
3. DI Panjaitan
DI Panjaitan (Wikimedia Commons)
Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan merupakan salah satu pahlawan revolusi.
DI Panjaitan lahir di Balige, Sumatra Utara, pada 19 Juni 1925.
Ditemukan meninggal di Lubang Buaya pada 1 Oktober 1965, ia kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
4. Ahmad Yani
Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani lahir di Purworejo, Jawa Tengah, pada 19 Juni 1922.
Bersama Panjaitan, pahlawan revolusi ini juga ditemukan meninggal di Lubang Buaya.
Ahmad Yani juga dikenal dengan julukan "Juruselamat Magelang" setelah memukul mundur Inggris dan Belanda untuk mempertahankan Magelang.
5. R Suprapto
Satu lagi pahlawan revolusi yang meninggal di Lubang Buaya adalah Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto.
Dirinya juga lahir di bulan Juni, tepatnya 20 Juni 1920, di Purwokerto, Jawa Tengah.
Di awal kemerdekaan, Suprapto merupakan salah seorang yang turut serta berjuang dan berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Cilacap.
6. Pattimura
Thomas Matulessy atau Pattimura lahir di Pulau Saparua, Maluku, pada 8 Juni 1783.
Ia juga sering dipanggil dengan sapaan Kapitan Pattimura.
Pattimura meninggal dunia pada 16 Desember 1817 setelah ditangkap Belanda dan dihukum gantung.
7. Tan Malaka
Tan Malaka atau Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka lahir di Nagari Pandam Gadang, Suliki, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, 2 Juni 1897.
Nama aslinya adalah Sutan Ibrahim, sedangkan Tan Malaka adalah nama semi-bangsawan yang ia dapatkan dari garis turunan ibu.
Keputusan Presiden RI No. 53, yang ditandatangani Presiden Soekarno, 28 Maret 1963, menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional.
8. Soepeno
Soepeno adalah Menteri Pembangunan dan Pemuda pada Kabinet Hatta I, dan juga tokoh pemuda pada saat Pergerakan Nasional.
Ia lahir di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, pada 12 Juni 1916.
Menteri Soepeno gugur saat mengikuti gerilya di Desa Ganter, Nganjuk, Jawa Timur, akibat Agresi Militer Belanda II. (TribunStyle.com/Gigih Panggayuh)