PSBB Jakarta

Fraksi Golkar dan Gerindra Tak Setuju Perpanjangan PSBB di Jakarta

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas gabungan Pemkot dan Polres Metro Jakarta Pusat menggelar Patroli dan sosialisasi PSBB Jakarta kepada masyarakat dan pengguna kendaraan di sejumlah wilayah Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2020).

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Fraksi Golkar DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk komitmen terhadap penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah setempat.

Jangan sampai kebijakan PSBB yang dikabarkan bakal diperpanjang menjadi fase keempat dari Kamis (4/6/2020) sampai Kamis (28/6/2020) terkesan tebang pilih.

“Kalau mau diperpanjang mestinya gubernur juga komitmen terhadap penerapan aturan PSBB tersebut.

"Jangan sampai kesannya pilih-pilih, misalnya mal dibuka tapi warung-warung kecil ditindak, kemudian mesjid dibatasi aktivitasnya,” kata Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD DKI Jakarta Basri Baco di kantornya pada Rabu (3/6/2020).

Menurutnya, banyak masyarakat yang mengeluh akibat kebijakan PSBB selama dua bulan ini.

Soalnya aktivitas masyarakat dibatasi, bahkan hanya 11 sektor usaha yang hanya diperbolehkan berkegiatan.

“Kalau masyarakat mengeluh, artinya gubernur harus menjamin kebutuhan masyarakat di antaranya bantuan sembako lagi. Tapi apa siap anggarannya?,” tanya Baco.

Baco sendiri merasa tidak setuju apabila PSBB kembali diperpanjang.

Sebab masyarakat sudah banyak yang merasa jenuh dengan pengetatan PSBB sementara tanggung jawab pemerintah terhadap kebutuhan warga dipertanyakan.

“Itu pasti kami nggak setuju (perpanjang PSBB). Golkar sebenarnya berharap kita mulai belajar new normal karena tuntutannya seperti itu,” ujarnya.

“Namun bila gubernur perpanjang (PSBB), tentu kami dukung juga tapi komitmen soal kebutuhan warga harus dilaksanakan,” tambah Baco.

Senada diungkapkan Anggota Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Wahyu Dewanto menambahkan, penerapan PSBB sampai fase ketiga sangat berdampak terhadap psikologi masyarakat.

Selama ini masyarakat hanya disuguhkan data-data fluktuatif terkait penyebaran Covid-19 di ibu kota.

“Seolah-olah sekarang Jakarta memang paling tinggi betul Covid-19, tapi harus dicek yang kena positif itu penduduk Jakarta atau memang pendatang.

"Bila dilihat kesiapannya, faskes di Jakarta sangat baik,” ungkap Wahyu yang juga menjadi Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini.

Halaman
1234

Berita Terkini