Setelah selesai melakukan pembersihan, Sintong dan timnya kemudian menuju Manokwari dengan menggunakan Truk Reo.
Perjalanan menuju Manokwari memang dikenal rawan penyergapan KKB Papua.
Ketika truk berhenti di suatu ketinggian, ternyata benar KKB Papua melakukan penyergapan secara tiba-tiba.
Saat itu Sintong duduk bersebelahan dengan Mayor Vordeling, Kasi 1/Intelijen Korem 171/Manokwari yang sedang merokok.
Tiba-tiba mereka diberondong dengan tembakan dari jarak dekat yang hanya sekitar enam meter.
Tapi untungnya tembakan gencar itu tak mengenai Sintong karena pada saat yang bersamaan ia sedang menundukkan kepalanya.
Sintong tengah menggaruk kakinya yang digigit semut merah, peluru pun mendesing di dekat kepalanya.
Sintong tak tinggal diam, para KKB Papua itu dibalas dengan semburan senjata otomatik yang tak kalah gencar.
Para KKB Papua berhasil dipukul mundur dan Sintong bersama anak buahnya melanjutkan kembali perjalanannya.
Biodata dan profil Sintong Panjaitan
Menurut biodata dan profil Sintong Panjaitan yang dilansir dari buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', Sintong lahir di Tarutung, Sumatera Utara pada tanggal 4 September 1940.
Nama lengkap Letjen TNI Sintong Panjaitan adalah Sintong Hamonangan Panjaitan.
Ia merupakan seorang perwira TNI yang banyak melaksanakan operasi tempur sejak lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) angkatan 63 dengan pangkat letnan dua.
Berikut jejak tempur Sintong Panjaitan:
- Pada Agustus 1964 hingga Februari 1965, Sintong bertugas dalam Operasi Kilat di Sulawesi Selatan dan Tenggara untuk menumpas gerombolan DI/TII yang dipimpin Kahar Muzakkar.