Virus Corona Jabodetabek

Lagi, Jemaah Masjid Jami Positif Corona Usai Rapid Test Kedua, 31 Jemaah Dievakuasi ke Wisma Atlet

Penulis: Desy Selviany
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masjid Jami Kebon Jeruk, Kelurahan Maphar, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat dijaga aparat TNI-Polri setelah ada tiga jemaah positif Virus Corona.

Sebanyak 78 orang di antaranya merupakan warga negara asing dari berbagai negara.

Pada Jumat (27/3/2020) malam, sebanyak 39 jemaah dipindahkan secara bertahap dengan menggunakan bus ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Utara.

Mereka menjalani masa isolasi di RS Darurat Covid-19 tersebut.

Sepi Pembeli Akibat Virus Corona, Ruben Onsu dan Jordi Onsu Bagikan Gratis Ayam Gepek Bensu

Sementara 144 jemaah lainnya memilih tetap berada di kompleks masjid.

Rustam mengatakan, biasanya masjid tersebut kerap didatangi jemaah dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri untuk berziarah.

Rustam mengatakan, kegiatan ziarah di masjid tersebut sudah berlangsung cukup lama.

Namun, Rustam mengaku tidak mengetahui angka pasti jumlah jemaah yang datang setiap harinya.

Dua makam Tionghoa Berdasarkan sejarah masjid yang sebelumnya diulas, tempat ibadah jemaah Muslim tersebut didirikan oleh orang-orang dari keturunan China pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1786.

Ini adalah masjid pertama yang dibangun oleh para peranakan Tionghoa yang tinggal di daerah Glodok.

Ruben Onsu dan Jordi Bagikan 10.000 Ayam Geprek Bensu ke Tenaga Medis dan Ojek Online

"Masjid ini dulu didiriin pada 1786 sama peranakan Cina yang tinggal di Glodok," kata salah satu pengurus masjid Jammi, Nur Iman (70), Senin (7/9/2009).

Pada masjid tersebut, terdapat dua makam Tionghoa yang dikabarkan semasa hidupnya masih memiliki ikatan tali kerabat dengan para pendiri masjid.

Makam itu saat ini dipagari oleh tembok, sedangkan untuk akses masuk tersedia sebuah pintu besi.

Pada batu nisan makam terdapat tulisan China, yang menyebutkan nama orang yang dikubur yaitu, Fatimah Hwu.

Selain itu di batu nisan tersebut juga terdapat tulisan Arab dengan angka 1792 yang dimungkinkan merupakan tahun meninggalnya.

Sementara nama penghuni makam lainnya tidak dapat diketahui karena batu nisan yang tak memiliki nama.

"Kira-kira tiga tahun kemarin ada warga keturunan (China) yang datang menziarahi kuburan itu. Katanya sih masih ada tali keluarga sama yang di kubur (di dalam kubur). Tapi sampai sekarang mereka nggak pernah datang-datang lagi," kata Nur Iman. (m24)


 

--

Berita Terkini