Pakar pendidikan Prof Arief Rachman menyebut pelajar di wilayah DKI Jakarta bisa menerapkan metode belajar jarak jauh.
Hal itu menyusul penutupan sekolah selama dua pekan yang dilakukan DKI Jakarta akibat wabah virus corona (Covid-19) di Jakarta.
“Saya pikir 90 persen sudah siap. Kalau ada yang nggak siap mungkin karena memang anaknya bukan anak yang mahir di dalam teknologi,” kata Arief saat dihubungi pada Sabtu (14/3/2020) malam.
Arief mengatakan, metode jarak jauh dapat digunakan melalui media online termasuk melalui ponsel.
Cara seperti ini, kata dia, sudah lebih dulu diterapkan di beberapa sekolah swasta yang ada di Jakarta.
• Disdik Kota Depok Imbau Sekolah Tak Adakan Kegiatan Rekreasi Guna Melindungi Siswa dari Virus Corona
Mengenai evaluasi, juga dapat dilakukan dengan metode jarak jauh.
Misalnya pelajar diberikan sejumlah pertanyaan sesuai dengan yang ada di buku paket mata pelajarannya.
“Modelnya lebih sederhana, yah mungkin nggak setinggi seperti ujian,” ujar mantan Guru Besar dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini.
Dalam kesempatan itu, Arief yakin metode pendidikan jarak jauh tidak akan menurunkan kualitas pendidikan pelajar.
• Sekolah Diliburkan 2 Pekan, Anies Baswedan Sebut Pelajar Berpotensi Tinggi jadi Penular Virus Corona
Soalnya pihak sekolah diwajibkan secara rutin memberi evaluasi, sehingga bila ada bagian yang kurang dipahami pelajar bisa segera ditanggulangi.
“Kalau Anda tanya turun atau tidak turun nanti di lihat saat evaluasi. Kita tahu bahwa sesuatu berhasil atau tidak dari evaluasi nanti kelihatan berhasilnya berapa persen,” katanya.
“Dan guru-guru itu sebetulnya tanpa ujian juga sudah tahu (kemampuan pelajar), karena setiap hari ketemu sama anak-anak itu pada waktu yang lalu (sebelumnya),” tambahnya. (faf)
• Sekolah Libur 2 Pekan Terkait Virus Corona, Anies Baswedan Segera Paparkan Metode Belajar Jarak Jauh