Baca tanpa iklan
Seseorang yang sudah bisa melakukan operasi kelamin dan aktivitas transeksual lain jadi kebanggaan.
Mengingat, biaya yang dibutuhkan tidak sedikit dan harus melalui prosedur yang begitu rumit.
Thailand, kata Yulianus Rettoblaut sebagai Ketua Forum Waria Indonesia saat berbincang dengan Warta Kota beberapa waktu lalu, menjadi negara tujuan favorit untuk operasi ini.
Di Thailand, di setiap sudut kota, terdapat klinik-klinik dan rumah sakit yang menawarkan operasi ganti kelamin.
• Selebgram Transgender ke Tanah Suci, Mendaftar Sebagai Pria, Pengusaha Kosmetik Malaysia Ini Dikecam
• Seorang Pria Tinggalkan Anak Istri Demi Pacaran dengan Transgender Tajir, Begini Kisahnya
Operasi kelamin di Bangkok dilegalkan tetapi ada prosedur yang harus dilewati jika ingin berganti kelamin, seperti pengujian hormon.
Bilamana hormon perempuan (estrogen) dominan pada si waria, operasi bisa dilakukan.
Tarifnya yang terbilang murah dan terpenting memiliki kualitas pelayanan serta hasil yang bagus membuat waria dari berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, datang kesana.
Impiannya besar, menjadikan diri mereka perempuan seutuhnya.
Sebenarnya di beberapa rumah sakit lokal di Indonesia juga sudah mampu melakukan operasi ini. Tapi para waria Indonesia masih meragukan kualitas hasil operasi.
Tarif Operasi Kelamin
Lalu berapakah biaya yang harus dikeluarkan waria untuk menjadi perempuan seutuhnya?
Mami Yuli, sapaan karib Yulianus Rettoblaut, menyebutkan biaya melakukan operasi kelamin mencapai ratusan juta rupiah.
Biaya tersebut belum termasuk mengubah bagian tubuh lain. Jika hendak membentuk wajah, bentuk kaki, tangan dan operasi jakun, misalnya, kocek yang dibutuhkan bisa lebih besar.
"Biasanya sekaligus suntik hormon (perempuan) sekaligus mengikat hormon lelakinya. Untuk operasi keseluruhan termasuk membentuk wajah dan tubuh biayanya bisa lebih mahal," katanya.
Wayan Lucky Diah Pithaloka, seorang transeksual, saat berbincang dengan Warta Kota, mengaku harus merogoh kocek sekitar Rp 200 juta untuk biaya operasi kelamin, termasuk cangkok rahim, pada 2002.