Kabinet Jokowi

Pengamat Ungkap Fakta Jokowi dan Prabowo Tidak Bermusuhan dan Merupakan Sahabat Hanya Ada Adu Domba

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Terungkap alasan di balik pemilihan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) oleh Presiden Jokowi.

Sosok dosen Universitas Indonesia (UI) dan pengamat politik, Ronnie Higuchi Rusli, mengungkap sebenarnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto merupakan sahabat dekat sejak lama.

Dia menilai, keduanya memang merupakan sahabat lama yang dibuktikan antara lain dengan sebuah foto yang diunggahnya.

Ronnie Higuchi Rusli juga dikenal sebagai dosen UI, Kemenko Maritim (Eselon1 2015-2016), Kemenko Ekuin (Eselon2 1990-1993), Tim Tarif Depkeu (1991-1993), Fraksi TNI/Polri & FPD DPR-RI (Penasihat Fraksi 1999-2008).

Selain itu, Ronnie Higuchi Rusli aktif di media sosial melalui akun pribadinya di Twitter.

Sosok yang dekat dengan mantan Menko Perekonomian di masa Gus Dur (Rizal Ramli) ini menilai, di antara Jokowi dan Prabowo Subianto sebenarnya tidak pernah bermusuhan dan tidak ada masalah.

Sambutan saat Prabowo Subianto menjadi MENHAN juga sangat meriah.

Keduanya dinilai sebagai sosok yang sudah lama saling mendukung.

Di antaranya juga terjadi dengan fenomena pada upaya yang dilakukan oleh Prabowo Subianto untuk mengusung Jokowi sebagai Cagub DKI di tahu 2012 untuk bersaing dengan Fauzi Bowo (Foke).

Mereka sebenarnya merupakan sahabat lama.

Berikut sejumlah pendapat yang disampaikan oleh dia di akun pribadinya.

Ronnie_Rusli: Be realistic to economic team.

Pertumbuhan ekonomi China tahun mendatang mentok di 6%.

Indonesia mau diatas 6% untuk bisa memberi lapangan pekerjaan?

Hanya mimpi tim ekonomi karena gak negeri ini gak jalan tanpa utang baru.

Mereka ber-2 adalah sobat lama, cuma ada yang adu domba dan masih ada satu di dalam.

Ronnie_Rusli: Ini periode terakhir buat Pak @jokowi, kritik ke beliau gak banyak gunanya, lebih baik kritik person yg menjalankan Lembaga dan Kementerian (supaya bs di reshufle) karena mereka kepingin katut lagi di Kabinet setelah Presiden Jokowi setelah 2024 (mungkin blm mencapai target kepuasan mereka.

Terkait dengan pandangan tersebut, Fahri Hamzah menilai bahwa pendapat tersebut memang benar.

Mantan Wakil Ketua DPR RI itu sepakat menilai, keduanya sebagai dua sahabat yang sangat dekat.

Fahrihamzah: Setuju jangan adu domba keduanya secara pribadi, tapi awasi mereka sebagai pejabat publik.

Sementara itu, dikutip Kompas.com dari Antara, yang dikutip Warta Kota, Presiden RI Joko Widodo resmi ditinggalkan organisasi massa sukarelawan pendukung Jokowi (Projo).

Mantan Sekretaris Jenderal Projo Membeberkan Kekelaman Projo sebagai Sebuah Organisasi

Mereka pamit pada Rabu (23/10/2019) sore.

Ormas yang telah mendukung Jokowi hingga dua periode pemerintahan itu tak bisa menerima realitas Jokowi memasukkan nama Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto ke dalam Kabinet Indonesia Maju.

"Ada kekecewaan soal Prabowo jadi Menhan mengingat Prabowo rival yang cukup keras waktu itu."

"Kami bertarung cukup keras."

"Akan tetapi, sekarang menjadi Menhan," ujar Sekretaris Jenderal Projo Handoko dalam konferensi pers di kantor DPP Projo, Jalan Pancoran Timur Raya, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu, dikutip dari Antara.

Selain Prabowo, para sukarelawan pendukung Presiden Jokowi juga kecewa menyaksikan mantan Komisaris Utama Net TV, Wishnutama dalam barisan calon menteri yang dipanggil ke Istana dalam dua hari belakangan.

Ketua Projo DKI Jakarta, Karl Sibarani mengatakan bahwa Wishnutama tidak pernah berkeringat dan "berdarah" dalam mendukung Jokowi, baik pada Pilpres 2014 maupun 2019.

Bahkan, prestasinya di bidang bisnis media dan hiburan pun tidak moncer.

Berbeda dari Projo, respons dari Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Milenial, Arief Rosyid Hasan lebih positif.

Alasan Jokowi di Balik Pemilihan Sosok Nadiem Makarim Sebagai Mendikbud Terkait Penguasaan Teknologi

Menurut Arief, sejumlah figur seperti Erick Thohir, Bahlil Lahadalia, Wishnutama, dan Nadiem Makarim adalah figur-figur yang selama ini memperoleh tempat di hati milenial.

"Saya pikir mereka adalah orang-orang terbaik yang dimiliki bangsa kita," ujar Arief Rosyid lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.

Nama-nama tersebut menginspirasi milenial untuk terus berkontribusi positif terhadap bangsa.

Apalagi kabinet itu akan fokus pada pengembangan sumber daya manusia, penciptaan lapangan kerja, dan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Meskipun sudah 'cukup' terhadap dirinya sendiri, mereka tetap mau mengabdi pada bangsa dan negara ketika diminta oleh Pak Jokowi," kata Arief Rosyid.

Terungkap Tidak Terpilihnya Yusril dan Fahri Hamzah Ungkap Parpol Dekati Presiden dengan Memecatnya

Mantan Ketua Umum PB HMI itu mengatakan bahwa nama-nama baru lain, baik yang berasal dari unsur partai (Syahrul Yasin Limpo, Zainuddin Amali, Suharso Monoarfa) maupun dari profesional (dr Terawan, Prof Mahfud, Teten Masduki, dan Tito Karnavian) adalah figur-figur yang sudah teruji dan memiliki integritas atau track record yang baik selama ini.

Belum lagi menteri yang dipertahankan dalam periode sebelumnya, seperti Sri Mulyani, Muhadjir Effendy, Basuki Hadimuljono, Tjahjo Kumolo, dan Sofyan Djalil, mereka yang terbukti loyal pada Jokowi dalam merealisasikan visinya sebagai Presiden.

"Terpenting sekarang ialah agar mendukung kabinet yang dibentuk Presiden melalui kerja-kerja nyata di bidang kita masing-masing," kata Arief.

Terungkap alasan di balik pemilihan Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) oleh Presiden Jokowi. (Antara/Kompas.com)

Sementara itu, dari Aceh, Ikram Hasballah berterima kasih kepada Presiden Indonesia yang telah memberikan tugas untuk Prabowo Subianto di Kabinet Indonesia Maju.

"Terima kasih kepada Bapak Presiden karena memberikan amanah kepercayaan kepada Bapak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto."

"Kami sangat bangga, senang sekali hati kami," ujar Ikram melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Rabu.

Ke depan, dia berharap agar Prabowo dapat membangun bidang pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang lebih baik lagi.

"Maka, saran saya kepada Bapak Prabowo Subianto harus bekerja keras agar keamanan bangsa ini yang lebih maju," kata Ikram.

Tautan asal

Berita Terkini