"Dari kecil sudah harus diatur kapan bermain komputer, kapan tidak. Jika tidak diatur, potensi kecanduan saat dewasa sangat besar.
Namanya kecanduan, tentu bukan hal positif. Kelihatan sehat padahal sakit," kata psikolog Ratih Ibrahim, Sabtu (16/11/2013).
Sama seperti gadget lainnya, TV juga harus diatur agar anak jangan menonton televisi terus. Sayangnya, ada orangtua yang senang jika anaknya menonton TV.
Totok Handayanto mengaku agak senang juga jika anak-anaknya anteng menonton televisi, walaupun jika kebanyakan agak gusar.
"Memang kalau anak-anak asyik menonton televisi, jadi bisa melakukan kerjaan lain. Tapi ya dalam hati enggak bagus juga kalau anak menonton televisi terus," kata Totok dari Sidoarjo yang menjadi peserta Sariwangi Tea Camp.
Menurut Ratih, sama seperti gadget, menonton TV juga harus dibatasi. Jangan biarkan anak-anak kelamaan menonton TV setiap harinya.
"Prinsip sama dengan gadget, harus dibatasi. Harus dicari jalan juga. Kalau film lagi seru-serunya langsung di-cut, ya kejam banget," ujar Ratih.
Menurut dia saat anak masih kecil, inilah saat yang tepat orangtua bisa melakukan hal bersama-sama untuk menambah keakraban keluarga. Tanpa halangan, termasuk gadget dan TV.
"Kalau anak sudah SMP, sudah mulai enggak butuh orangtuanya lagi. Apalagi SMA mungkin sudah sibuk dengan pacarnya.
Kalau anak-anak masih kecil akan mau ikutan orangtuanya terus. Inilah momen penting. Kebersamaan orangtua dengan anak-anak adalah investasi untuk menangkal hal-hal negatif," kata Ratih Ibrahim.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Waspadai Game Online, Sudah 209 Anak Dirawat di RS Jiwa Cisarua karena Kecanduan Main Handphone,