Pemprov DKI menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) dalam menginisiasi Gerakan Ayo Menabung dengan sampah di kalangan pelajar.
Melalui program ini, pelajar bisa mendapatkan uang intensif bila menyetor sampah an-organik kepada bank sampah di sekolahnya.
“Dari rumah, mereka memilah dan membawa sampahnya ke sekolah, lalu bank sampah akan membayarnya. Nanti uang dimasukan ke rekening bank pelajar,” kata Gubernur DKI Anies Baswedan, Senin (14/10/2019).
• Gerakan Ayo Menabung dengan Sampah, DKI Targetkan 233 Bank Sampah di Jakbar dan Jakut
• Atasi Sampah, Dinas LH DKI Kerja Sama dengan BPBD dan BMKG Pantau Cuaca
• Empat Rekomendasi Kongres Sampah untuk Gubernur Ganjar
Anies mengatakan, Gerakan Ayo Menabung dengan Sampah sejalan dengan Instruksi Gubernur Nomor 157 Tahun 2016 tentang Pembinaan dan Pengembangan Bank Sampah.
Selain itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI juga telah menerbitkan Surat Edaran kepada Gubernur dan Bupati/Walikota di seluruh Indonesia dengan Nomor 5811/D/HK/2019 tentang Program Simpanan Pelajar.
Surat ini diterbitkan pada 27 Mei 2019 lalu untuk mendukung program one student one account yang digiatkan OJK terkait simpanan pelajar.
• Nabung di Bank Sampah Koja, Warga Bisa Liburan ke Tiga Negara
• Ikut Bank Sampah Gusling, Lingkungan Bersih Dapat Premi Asuransi Pula: Tapi Butuh Konsistensi Memang
• Bank Sampah akan Dibangun di Sumber Asalnya, Salah Satunya Pasar-Pasar di Jakarta Utara
“Gerakan ini menjadi program yang mendorong kebiasan menabung sejak usia dini, dan menabung dengan cara yang mandiri melalui pemilahan sampah dari sumbernya dan menyetornya ke bank sampah,” ungkapnya.
Tidak hanya sekolah, nantinya DKI akan mencanangkan gerakan ini pada kelompok masyarakat dan gedung-gedung perkantoran serta pemerintahan di DKI Jakarta.
Anies berharap aparatur yang lain juga turut mengkampanyekan program ini, karena dapat memberikan intensif yang lebih bagi siapa saja yang memperoleh target dalam mengumpulkan sampah.
“Saya ingin dikampanyekan lebih luas, sehingga jumlah sekolah yang ikut program ini menjadi lebih banyak. Berikan reward kepada siswa atau guru yang mencapai target tinggi (dalam pengumpulan sampah). Jadikan kegiatan ini sebagai keceriaan,” ujarnya.