Menurut Kamal, warga di sekitar Distrik Ilaga telah diamankan oleh aparat.
"Masyarakat yang ada di sekitar lokasi hingga tadi malam masih mengungsi, jumlahnya sekitar 500 orang. Mereka mengungsi bukan karena ketakutan, tetapi untuk mengamankan diri bila KKB kembali beraksi," tutur Kamal.
Hingga kini, belum ada penambahan pasukan untuk Kabupaten Puncak.
Namun, menurut Kamal, hal tersebut sangat mungkin dilakukan, karena telah ada permintaan dari Pemda setempat.
"Akan segera diproses untuk memberikan keyakinan terhadap keamanan di Ilaga," kata Kamal.
• Dimaki di Atas Panggung, Cita Citata Geram Karena Diteriaki Gila
Warga Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua yang akan emngungsi di Polsek dan Koramil Ilaga, karena situasi kemanan sedang tidak kondusif, Senin (30/9/2019). ((istimewa))
Perantau diselamatkan penduduk asli Papua
Sementara itu, sejumlah warga perantau dari Padang, Jawa, dan Makassar bercerita mereka diselamatkan saat kerusuhan di Wamena setelah rumah mereka dibakar.
Salah seorang yang lolos adalah Mus Mulyadi yang memulai ceritanya pada Senin sekitar pukul 08.00 pada 23 September.
Pria asal Sumatera Barat ini sedang berjualan aneka makanan. Sate padang, lontong sayur, dan gado-gado sudah rapi tertata di wadahnya.
"Saya baru buka. Pembeli baru satu-dua. Langsung pecah (kericuhan). Saya langsung jemput anak saya di sekolah," tutur Mus yang sudah bermukim di Wamena sejak 2006.
Selang 15 menit, pembakaran terjadi di samping SMP, cerita Mus.
• Warga Kalideres Kaget Saat Mereka Mengetahui Ada Warganya Tewas Ditusuk Orang Tidak Dikenal
"Setelah anak saya bawa pulang, kantor bupati dibakar. Selanjutnya POM bensin dibakar, merembet ke Woma," papar Mus saat ditemui di penampungan Ikatan Keluarga Minang (IKM) di Sentani oleh wartawan Enggel Wolly yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Senin (30/92019).
Dalam kondisi tegang, Mus mengaku keluarganya dan ratusan orang lain diselamatkan penduduk asli Wamena.
"Kami 250 orang dibawa ke gereja, diungsikan, diselamatkan. Orang Padang, Jawa, Makassar dimasukkan ke gereja. Yang menyelamatkan asli orang Wamena. Mereka juga yang menjaga serta mengawal kami sepanjang hari itu," ungkapnya.
Setelah kondisi kelihatannya aman, Mus dan keluarganya mengungsi ke Komando Distrik Militer Jayawijaya.