Berdasarkan data yang dikutip dari Kontan.co.id, saat peluncuran resmi LinkAja pada Juni Lalu, LinkAja ingin mencapai 44 juta pengguna hingga akhir 2019.
• Hasil Survei APJII, Pengguna Internet di Indonesia Capai 171,2 Juta Orang
Sedangkan hingga Juni 2019 pengguna LinkAja telah mencapai 22 juta dengan rata-rata nilai transaksi lebih dari Rp 1 miliar per hari.
Sementara itu, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) yang dikutip dari Kontan.co.id terima hingga Juni 2019 penggunaan uang elektronik didominasi oleh berbasis server (server based).
Penyelenggara hanya server based menguasai 69 persen pangsa pasar uang elektronik atau sebanyak 137,2 juta pengguna.
Sedangkan penyelenggara berbasis kartu (card based) mengantongi 15,4 persen pangsa pasar dengan 30,3 juta pengguna.
Adapun penyelenggara server based dan card based punya 15,2 persen pangsa pasar atau sebanyak 30,02 juta pengguna.
Anggoro Eko Cahyo, Ketua Umum Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), mengatakan, card based memang digunakan untuk transaksi ritel dengan nominal lebih kecil seperti jalan tol.
Sedangkan server based untuk belanja makanan.
• AFPI: Bunga Pinjaman Fintech Legal Adalah 0,8 Persen Per Hari
“Sesama server based saja bisa berbeda-beda. Namun emang uang tunai nantinya akan digantikan oleh uang elektronik. Namun perlu dilihat saat ini bagaimana kecepatan penerimaan teknologi ini. Ke depan bisa saja uang tunai tergantikan agar bisa efisiensi dan lebih aman,” kata Anggoro.
Ia mengakui kehadiran uang elektronik membuat perbankan tidak menambah jumlah mesin ATM.
Namun lebih memindahkan lokasi dari yang sepi transaksi ke tempat yang lebih ramai.
Sedangkan mesin EDC masih akan bertambah lantaran juga bisa berperan menggantikan agen.
• Ini 7 Makanan yang Bisa Membantu Menurunkan Kolesterol
Berita ini sudah diunggah di Kontan dengan judul Hadirnya uang elektronik berbasis kartu dan server masih tahap bersinergi, dan ASPI akui uang elektronik berbasis kartu untuk transaki ritel kecil