5. Alami Tulang Bengkok
Hampir 1,5 tahun hidup dengan kanker paru-paru stadium 4B ternyata membawa efek samping negatif lain pada tubuh Sutopo.
Sutopo mengatakan, kondisi tulang bengkoknya menjadi satu hal yang paling menyakitkan dalam hidupnya.
“Ini adalah korset penyangga tulang saya. Bukan rompi anti peluru atau peramping perut. Korset ini harus saya pakai agar tulang belakang tidak patah dan menahan tulang tidak makin bengkok karena skoliosios"
"Memang ribet, tidak nyaman. Makanya sehat itu mahal. Jagalah kesehatan,” kata Sutopo.
6. Tetap Bekerja
Di tengah kondisinya yang menahan kesakitan karena kanker, Sutopo nyatanya tetap berusaha bekerja di BNPB semaksimal mungkin.
Sutopo tetap profesional dalam mengemban tugas-tugasnya di tengah ia menjalani berbagai terapi kanker.
Misalnya saja ketika Tsunami Labuan pada akhir tahun 2018 lalu.
Saat itu Sutopo masih memberikan kinerja yang maksimal memberikan informasi secepatnya kepada media dan masyarakat.
Padahal saat itu ia tengah menjalani pengobatan tradisional di Yogyakarta.
Bahkan pengabdian Sutopo terhadap pekerjaannya ini hingga membuatnya dinobatkan sebagai tokoh Asian pada tahun 2018 oleh media internasional The Straits Times.
“Semoga penghargaan “The First Responders” ini dapat menginspirasi dan bermanfaat untuk semua. Di saat saya sakit kronis dan berjuang dengan hidup saya sendiri, masih tetap bekerja menginformasikan bencana setiap saat. Hanya itu yang bisa saya lalukan,” tulis Sutopo.
7. Berobat hingga ke Negeri China
Tidak mau kalah dengan kanker, akhirnya Sutopo memutuskan berobat ke luar negeri.