Kesehatan

4 Minuman yang Seharusnya Tidak Anda Minum Setelah Kedaluwarsa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi susu

Pasteurisasi secara tradisional dilakukan dalam tong raksasa, susu dipanaskan hingga 145 derajat selama 30 menit menurut International Dairy Foods Association.

Teknik yang lebih umum adalah pasteurisasi suhu tinggi, waktu singkat, yang meningkatkan panas hingga 161 derajat selama 15 detik.

Kemudian, dilakukan pendinginan cepat yang membunuh patogen potensial dan membuat minuman lebih aman untuk diminum.

Sedangkan sari apel yang tidak dipasteurisasi (yang berfermentasi dari waktu ke waktu) sebenarnya bisa lebih aman meskipun telah melewati tanggal kedaluwarsa.

"Jika sari apel Anda terkontaminasi E. coli, bakteri itu benar-benar akan mati lebih cepat pada suhu kamar karena sari apel akan berubah menjadi alkohol dan membunuhnya," ucapnya.

Baca: 5 Jenis Susu Terbaik yang Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan

2. Jus sayuran 100 persen

Jus buah cenderung asam. Apel, anggur, jeruk, dan tomat yang mengandung asam memiliki perlindungan yang baik terhadap patogen bawaan makanan,
Asam membuat bakteri sulit bertahan hidup.

Namun jus sayuran segar yang tidak dicampur dengan jus buah, lebih mungkin terkontaminasi setelah masa kedaluarsa sehingga tidak aman untuk diminum.

Baca: Cegah Sakit Tak Terulang, Ashanty Minum Jus Sayuran

3. Minuman dingin pasteurisasi

Cold pasteurization membunuh bakteri dalam makanan tanpa menggunakan panas.

Ada beberapa metode pasteurisasi dingin, tetapi pemrosesan tekanan tinggi (HPP) yang paling sering dikaitkan dengan jus segar.

Cara tersebut bekerja dengan menerapkan tekanan kuat pada minuman dalam botol untuk membunuh potensi patogen.

Selain itu memperpanjang umur simpan, tetapi itu bukan pengganti pasteurisasi termal.

"Pasteurisasi dingin tidak cukup efektif," kata Glass,

"Dan umur simpan jus pasteurisasi yang dingin masih lebih pendek daripada yang dipasteurisasi panas, terutama jika mereka tidak mengandung buah," ucapnya.

Halaman
123

Berita Terkini