Kursi Di GBK Dilengkapi dengan Nomor Seperti di Bioskop

Penulis: Rangga Baskoro
Editor: Murtopo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kursi-kursi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) kini sama seperti yang ada di dalam bioskop elit.

Laporan Wartawan, Wartakotalive.com, Rangga Baskoro

WARTA KOTA, SENAYAN -- Guna meningkatkan layanan pada penonton yang memasuki Stadion Utama Gelora Bung Karno (SU GBK) pihak pengelola PPK GBK memberikan nomor pada setiap kursi yang berkonsep Single Seat.

Meski hal tersebut menyebabkan kapasitas penonton berkurang, namun Dirut PPK GBK, Winarto menuturkan kebijakan itu untuk menjaga hak setiap individu yang menonton di dalam area stadion.

"Kapasitas penonton tadinya 80.000 orang. Kemudian jadi 76.000. Kalau dulu kursinya panjang, sekarang modelnya single seat. Semuanya total, dari atas sampai bawah. Terus kalau dulu gak ada nomor, lalu desak-desakan cari yang paling bagus, sekarang masing-masing ada nomornya, biar gak rebutan. Mulai dari zona, blok, baris, dan nomornya," ungkap Winarto di Kantor PPK GBK, Tanah Abang, Jumat (12/1).

Pantauan Warta Kota, kursi-kursi di dalam stadion kini sama seperti yang ada di dalam bioskop elit.

Kursi-kursi bermodel flip up itu bewarna perpaduan antara merah dan putih sehingga membentuk bendera yang berkibar.

"Pola bangku juga merah putih melambangkan bendera Indonesia. Seperti berkibar kalau dilihat dari kejauhan. Seperti bergerak ditiup angin, kalau hanya lurus saja terlihat kaku," ungkapnya.

Pesan Ticket Online

Winarto mengatakan pihak saat ini sedang melakukan pengerjaan terkait sistem pembelian tiket yang dilakukan secara online.

Nantinya, selain bisa membeli di loket di dekat stadion, penonton juga bisa membeli melalui aplikasi bernama LoveGBK dan website www.gbk.id

"Sistemnya mungkin baru akan siap pada bulan Maret nanti. Kami upayakan pelan-pelan, jadi orang bayar, dapat ticket, dapat tempat duduknya. Kalau online tidak perlu isi data diri. Karena dikhawatirkan merepotkan masyarakat. Yang penting kan ada hak guarantee seat setiap individu," tutur Winarto.

Membeli secara online, sambung Winarto juga dinilai menguntungkan. Karena penonton juga bisa mengetahui posisi kursi yang ditampilkan secara virtual di dalam aplikasi maupun web.

Pihaknya juga akan memberlakukan kebijakan untuk menaikan harga tiket di loket agar secara perlahan, masyarakat terdorong untuk beralih ke sistem pembelian secara online.

"Perlu waktu sosialiasasi. Akan kami arahkan kalai beli on the spot akan lebih mahal dari pada beli online. Tujuannya biar mendorong semua masyarakat agar online biasr transparan. Jadi nanti bisa milih tempat duduknya dan tahu viewnya seperti apa. Ada seperti visualisasi secara virtual. Klik kursinya nanti anglenya terlihat. Berlaku untul semua cabang olahraga. Untuk menyewa lapangan juga seperti itu," ujarnya.

Sistem tersebut tak hanya berlaku bagi cabang olah raga sepak bola saja, namun juga cabang lainnya.

Pemesanan venue untuk menyewa lapangan pun juga masuk ke dalam sistem sehingga masyarakat tak perlu lagi melakukan pengecekan untuk membooking tempat olah raga lain seperti lapangan basket atau badminton. (abs)

Berita Terkini