Kesehatan

Bocah 3 Tahun Cacingan hingga Meninggal, Ternyata Begini Cara Bersarang di Tubuh

Siapa sangka anak yang cacing bisa mengakibatkan pada kematian. Apa penyebabnya ?

istimewa
PENYAKIT CACINGAN - Heboh balita 3 tahun asal Sukabumi tewas akibat badan penuh cacing. Apa saja cirinya? 

WARTAKOTALIVE.COM - Siapa sangka anak yang cacing bisa mengakibatkan pada kematian. Apa penyebabnya ? 

Diberitakan, bocah  3 tahun insial RA asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat terkena infeksi cacing gelang atau askariasis hingga meninggal dunia.

RA meninggal pada Juli 2025 setelah tubuhnya dipenuhi cacing akibat infeksi yang tidak terdeteksi sejak dini. 

Hal ini menjadi peringatan serius bagi orang tua dan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan serta kesehatan anak sejak dini.

Kisah balita ini menyedot perhatian publik dan menjadi sorotan tajam terhadap isu sanitasi, kemiskinan, dan akses kesehatan.

RA tinggal di lingkungan rumah yang kumuh, kotor, dan minim pengawasan.

Ibunya adalah ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa), sementara sang ayah menderita TBC. 

Baca juga: Dedi Mulyadi Marah Balita di Sukabumi Tewas dengan Tubuh dan Otak Penuh Cacing, Hukum Kades dan PKK

Karena kurangnya perhatian dan hidup di bawah garis kemiskinan, RA kerap bermain di kolong rumah bersama ayam dan hewan lainnya.

Dari lingkungan seperti itu, telur cacing kemungkinan besar masuk ke tubuhnya melalui makanan atau tangan yang tidak bersih.

Raya sempat dirawat di RSUD Kota Sukabumi, namun nyawanya tidak tertolong.

Sebelum meninggal, relawan Rumah Teduh yang membantunya menyebut cacing keluar dari mulut dan hidung Raya, menandakan infeksi sudah sangat parah.

Gejala Cacingan

Berikut gejala, pengobatan dan pencegahan infeksi cacing gelang atau askariasis.

Imun anak yang lemah memudahkan telur, larva hingga cacing dewasa tertelan.

Makanan yang tidak dicuci bersih dan dimasak dengan matang dapat menjadi celah telur cacing masuk ke dalam tubuh.

Selain itu, cara telur masuk ke dalam tubuh bisa melalui tangan anak yang masuk ke mulut, dalam keadaan tangan terkontaminasi telur cacing.

Dokter spesialis penyakit dalam di RSCM Jakarta mengatakan, askariasis adalah penyakit akibat cacing ascaris lumbricoides.

Baca juga: Cegah Anak-anak Depok Cacingan dan Stunting, Dinkes Depok Bagikan Obat Cacing ke Sekolah

“Cacing ini biasa hidup di tanah dan dapat menginfeksi manusia apabila telur larva atau cacing dewasa tertelan oleh manusia,” kata dia dikutip dari youtube RSCM, Rabu (20/8/2025).

Setelah masuk ke tubuh, telur atau larva dapat berkembang menjadi cacing dewasa dan menyebabkan infeksi.

Saat cacing  berada di dalam tubuh, cacing tersebut dapat bertelur dan telurnya dapat dikeluarkan lewat kotoran manusia sehingga dapat kembali menginfeksi orang lain.

 “Tanda dan gejala infeksi askariasis bisa sangat beragam. Kadang tidak muncul gejala namun hanya ada gagal tumbuh dan malnutrisi,” urai dr Ade.

Gejala lain yang bisa ditemukan adalah sakit perut, kembung, mual, muntah dan diare.

Namun apabila Larva atau cacing menginfeksi organ lain misalnya paru maka akan menemukan gejala demam, batuk, sesak nafas bahkan batuk yang berdarah.

Pengobatan askariasis meliputi dua hal yaitu mengobati tanda dan gejalanya seperti demam batuk ataupun mual, muntah. Serta yang paling penting adalah membunuh cacing.

Pasien akan mengonsumsi obat-obat yang mengandung zat misalnya albendazole, mebendazole, ivermectin dan lainnya.

“Pengobatan ini bisa diulang 1 sampai 3 bulan ke depan untuk memastikan cacingnya sudah dibunuh tuntas,” keta dia.

Pencegahan infeksi askariasis dapat dilakukan dengan mencegah tertelannya telur, larva ataupun cacing dewasa ke dalam tubuh manusia.

Rutin mencuci tangan terutama sebelum makan misalnya juga sesudah berkebun atau sesudah beraktivitas di luar rumah.

Konsumsi makanan yang matang dan air dari sumber yang bersih.

“Segera berkonsultasi ke tenaga medis terdekat jika mengalami tanda dan gejala yang mengarah ke infeksi cacing gelang,” pesan dia. (*)

Artikel ini telah tayang di  Tribunnews.com

 

Baca Wartakotalive.com berita lainnya di Google News

Dapatkan informasi lain dari WartaKotaLive.Com lewat WhatsApp : di sini

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved