Berita Nasional
Sutradara Kondang Hitung-hitungan Soal Biaya Film Merah Putih One For All
Sutradara kondang Hanung Bramantyo hitung-hitungan soal kelayakan film animasi Merah Putih One For All dengan anggaran pembuatan
WARTAKOTALIVE.COM - Sutradara kondang Hanung Bramantyo hitung-hitungan soal kelayakan film animasi Merah Putih One For All dengan anggaran pembuatan yang disebut mencapai Rp6,7 miliar.
Diketahui Hanung Bramantyo adalah sutradara ternama di Indonesia. Terhitung Hanung Bramantyo telah membuat 30 film Indonesia dari berbagai genre.
Beberapa film yang dikeluarkan Hanung Bramantyo bahkan meledak di pasaran Indonesia dan Asia Tenggara seperti film Ayat-ayat Cinta, Habibie Ainun hingga Ipar adalah Maut.
Hanung Bramantyo ternyata ikut menyoroti film animasi Merah Putih One For All yang ramai dikritik masyarakat Indonesia.
Film tersebut menuai kritik lantaran dianggap buruk dari segi grafis dan cerita.
Hanung pun melakukan hitung-hitungan terkait anggaran pembuatan film Merah Putih One For All berdasarkan pengalamannya sebagai sutradara.
Menurut Hanung, film animasi Merah Putih One For All diduga belum tuntas dibuat.
Sutradara La Tahzan itu menyebut, dengan anggaran Rp 6,7 miliar tentunya tidak cukup untuk membuat sebuah film animasi.
Anggaran segitu untuk film animasi kata Hanung hanya untuk tahap Previs atau kumpulan Storyboard berwarna yang digerakkan sebagai panduan animator.
Maka tidak heran penonton merasa tidak nyaman saat menyaksikan cuplikan film animasi Merah Putih One For All.
Baca juga: Film Animasi Merah Putih One For All Sempat Didukung Kementerian Ekraf
"Kalau itu yang ditayangkan, sudah pasti penonton akan resisten. Ibarat membangun rumah, belum dipelur semen dan lantainya masih cor-coran kasar," ujar Hanung.
Menurut suami dari artis Zaskia Adya Mecca tersebut anggaran yang dibutuhkan untuk membuat film animasi minimal Rp 30 hingga Rp 40 miliar.
Angka itu di luar biaya promosi yang biasanya mencapai Rp7 miliar serta pajak 13 persen di kisaran Rp6 miliar.
Maka menurut Hanung, sekalipun film tersebut tidak dikorupsi, maka film Merah Putih One For All akan tetap jelek apabila diproduksi hanya dengan biaya Rp6,7 miliar.
"Itu di luar promosi ya. Budget Rp 7 miliar untuk film animasi, potong pajak 13 persen kisaran Rp 6 miliar, sekalipun tidak dikorupsi hasilnya tetap jelek," kata Hanung.
Sebagai pembanding, film animasi Jumbo yang meraih penonton animasi tertinggi di Indonesia memerlukan biaya hingga Rp70 miliar.
Selain itu film Jumbo juga diproduksi selama lima tahun berbeda dengan Merah Putih One For All yang kabarnya baru diproduksi Juni 2025 atau kurang dari tiga bulan.
Film animasi Indonesia Merah Putih One For All mendapatkan kritik keras dari netizen lantaran animasi yang dianggap buruk untuk di era saat ini.
Film yang rencananya akan diputar di Bioskop jelang Hari Kemerdekaan RI itu pun membuat netizen bertanya-tanya perihal seluk beluk produksi dan biaya pembuatannya.
Pasalnya film dengan tampilan grafis yang kaku dan alur cerita yang kurang menarik ini disebut menelan biaya Rp 6,7 miliar.
Anggaran ini dianggap sangat besar namun menghasilkan produk di bawah kelas film animasi independen Indonesia yang diputar di Youtube.
Warganet pun mengulik-ulik sosok di balik pembuatan film ini.
Banyak yang penasaran dengan perusahaan di balik pembuatan animasi ini.
Mengutip laman m.21cineplex.com, film ini digarap oleh rumah produksi Perfiki Kreasindo, di bawah Yayasan Pusat Perfilman H Usmar Ismail.
Film ini diproduseri oleh Toto Soegriwo (Produser Utama).
Sementara produser eksekutifnya adalah Sonny Pudjisasono.
Lantas untuk sutradara dan penulis skenario film Merah Putih One For All adalah Endiarto dan Bintang Takari.
(Wartakotalive.com/DES/Tribunnews.com)

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.