Berita Nasional

Orang Tua Wajib Tahu, Pemerintah Larang Anak-anak Main Game Roblox​​​​​​​​

Pemerintah meminta orang tua untuk melarang anak-anak bermain game Roblox lantaran dianggap penuh dengan kekerasan. 

Editor: Desy Selviany
Wartakotalive.com/ Alfian Firmansyah
ROBLOX BAHAYA ANAK - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ( Mendikdasmen ) Abdul Mu'ti saat menghadiri acara peluncuran program Cek Kesehatan Gratis (CKG) untuk anak sekolah di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, Senin (4/7/2025). Abdul Mu'to mengingatkan bahwa permainan digital atau game yang kini disukai anak-anak yakni Roblox sebenarnyta berbahaya bagi anak, ia menjelaskan penyebabnya. 

WARTAKOTALIVE.COM - Pemerintah meminta orang tua untuk melarang anak-anak bermain game Roblox lantaran dianggap penuh dengan kekerasan

Larangan itu disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti saat meninjau pelaksanaan Cek Kesehatan Gratis (CKG) di SDN Cideng 02, Jakarta Pusat, Senin (4/8/2025). 

Mulanya, Mu'ti mengobrol dengan para murid dan mengingatkan untuk tidak terlalu lama bermain ponsel, serta tidak menyaksikan konten kekerasan

Kemudian beberapa dari siswa tersebut mengaku bahwa mereka senang bermain Roblox

Mu'ti pun mengingatkan anak-anak agar dilarang bermain Roblox lantaran penuh adegan kekerasan.

“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya, karena itu tidak baik ya,” kata Mu'ti, dikutip dari Kompas.com Selasa (5/8/2025). 

Adapun Roblox adalah salah satu platform gaming populer, terutama di kalangan anak-anak. Game ini memungkinkan pemainnya membuat dan memainkan berbagai jenis permainan secara virtual. 

Jadi, di platform ini gamer bukan hanya main, melainkan bisa membuat game-nya sendiri. 

Pasalnya kata Mu'ti anak-anak tidak memahami bahwa yang mereka lihat itu tidak nyata dan tidak baik.

Baca juga: Reaksi Istana Soal Pengibaran Bendera One Piece Jelang HUT ke-80 RI

Mu'ti menambahkan, tingkat intelektualitas anak-anak belum mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang rekayasa. 

Oleh karena itu, terkadang mereka meniru apa yang mereka lihat. 

"Sehingga, karena itu kadang-kadang praktik kekerasan yang ada di berbagai game itu, itu memicu kekerasan di kehidupan sehari-hari anak-anak," jelas Mu'ti. 

Mu'ti pun berpesan kepada orang tua atau wali untuk selalu mendampingi anak-anak mereka, terutama ketika menggunakan gadget. 

Tujuannya agar mereka bisa memastikan bahwa hal yang diakses anak via gadget mereka, adalah hal positif dan edukatif. 

Ia juga mengatakan, orang tua turut berperan untuk mengawasi anak saat menggunakan gadget untuk mengantisipasi dampak negatif yang timbul akibat penggunaan berlebihan.

Sementara itu pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2025 atau PP TUNAS (Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik untuk Pelindungan Anak). 

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved