Kongres PDI Perjuangan

Pelukan Hangat dan Isak Tangis Megawati Sambut Hasto Kristiyanto di Kongres PDI-P

Pelukan Hangat dan Isak Tangis Megawati Soekarnoputri Sambut Hasto Kristiyanto di Kongres PDI-P, Bali, Nusa Dua

Editor: Joanita Ary
Kompas TV
PELUK MEGAWATI -- Suasana penuh haru mewarnai Kongres ke‑6 PDI Perjuangan, yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center pada Sabtu, 2 Agustus 2025, tiba‑tiba Sekretaris Jenderal demisioner Hasto Kristiyanto muncul di panggung ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sedang menyampaikan pidato politik. 

WARTAKOTALIVECOM, BALI -- Suasana penuh haru mewarnai Kongres ke‑6 PDI Perjuangan, yang berlangsung di Bali Nusa Dua Convention Center pada Sabtu, 2 Agustus 2025, tiba‑tiba Sekretaris Jenderal demisioner Hasto Kristiyanto muncul di panggung ketika Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sedang menyampaikan pidato politik.

Ketika Hasto menunduk mencium dan memeluk tangan Megawati di tengah podium, suasana hening seketika berubah menjadi mengharu- biru apalagi saat Megawati menitikkan air mata.

Ia bahkan berhenti sejenak dari pidatonya dan menyeka air matanya menggunakan tisu, seraya menyatakan bahwa kehadiran Hasto adalah bukti bahwa “kebenaran pasti menang” 

Peristiwa dramatis itu terjadi satu hari setelah Hasto dibebaskan dari Rutan Komisi Pemberantasan Korupsi pada malam 1 Agustus 2025 pukul 21.23 WIB, setelah menerima amnesti dari Presiden Prabowo Subianto.

Sebelumnya, Hasto sudah divonis 3,5 tahun penjara atas kasus suap dan perintangan penyidikan namun amnesti tersebut membebaskan dirinya dari sisa hukuman meskipun vonis tetap tercatat dalam putusan resmi mahkamah 

Dalam penyambutannya, Hasto menyampaikan rasa syukur kepada Presiden Prabowo dan Ketua Umum PDIP, serta menyatakan bahwa ia percaya kekuatan moral partai dan rakyatlah yang akhirnya membuktikan kebenaran 

Sejak memasuki ballroom tempat kongres berlangsung, Hasto langsung naik ke panggung tanpa protokoler resmi dan memeluk Megawati.

Kehadiran Hasto pun langsung disambut tepuk tangan meriah dari seluruh peserta kongres yang hadir.

Megawati kemudian melanjutkan pidatonya dengan suara lebih tegas, mengajak seluruh kader untuk tetap teguh dan setia, bahwa kesetiaan pada kebenaran adalah anugerah dari Tuhan.

Momen itu menjadi simbolisasi rekonsiliasi dan penyatuan rasa dalam tubuh partai setelah gelombang krisis hukum yang menimpa figur sekelas Hasto.

Bagi PDIP dan Megawati secara khusus, momentum ini merupakan penegasan atas nilai moral dan politik Satyam Eva Jayate, slogan yang kerap digaungkan sebagai pedoman internal partai bahwa “hanya kebenaran yang berjaya”.

Dalam pidatonya, Megawati menyampaikan bahwa perjalanan hukum yang dijalani Hasto telah dilalui secara terbuka di pengadilan, dan keputusan amnesti merupakan hasil dari akumulasi keyakinan dan solidaritas moral dalam memperjuangkan keadilan, bukan representasi barter politik atau transaksi kekuasaan.

 

Sumber: KOMPAS
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved