Berita Nasional

Pramono Anung dan Dedi Mulyadi Saling Sindir, Pengamat: Rivalitas Menuju Pilpres

Rivalitas mulai terjadi antara Pramono Anung dan Dedi Mulyadi, bukan mustahil jika nanti keduanya bersaing di Pilpres.

Editor: Valentino Verry
tribunnews
RIVALITAS MENUJU PILPRES - Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi baru-baru ini saling sindir. Pengamat politik Adi Prayitno melihat ini sebagai rivalitas menuju Pilpres 2029. 

Adi menyamakan rivalitas Pramono dan Dedi Mulyadi dengan persaingan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo di dunia sepak bola.

Menurut Adi, dua pemain terbaik sepak bola dunia, setidaknya 10 tahun terakhir, itu membuat keduanya semakin memacu kualitas diri masing-masing.

Capaian jumlah gol hingga piala di berbagai kompetisi menjadi salah satu indikator penentu siapa yang lebih baik di antara kedunya.

"Kita masih ingat bagaimana rivalitas antara Lionel Messi dengan Ronaldo. Wah, hebat luar biasa," katanya. 

"Bahkan dalam kesempatan di begitu banyak wawancara, Lionel Messi mengatakan bahwa dia bisa meningkatkan kualitasnya karena ada rival yang cukup luar biasa namanya Ronaldo," lanjutnya.

"Begitu pula Ronaldo, karena ada Lionel Messi lah kemudian dia terus berlatih menunjukkan bahwa dia adalah pemain terbaik dan bisa melampaui Lionel Messi," imbuh Adi.

Kembali ke Dedi Mulyadi dan Pramono Anung, ia menilai kinerja yang baik nantinya bisa dipamerkan Pramono maupun Dedi Mulyadi, termasuk banjir dan macet.

"Baik Kang Didi Mulyadi ataupun Pramono Anung di daerahnya masing-masing tinggal pamer tunjukkan kepada publik apa solusi-solusi konkrit yang sudah diperbuat untuk daerahnya masing-masing terkait dengan kemiskinan, pengangguran dan seterusnya dan seterusnya, termasuk juga soal macet terkait dengan banjir," paparnya.

Adi tak menampik jika faktor saling sindir yang menjadi perang terbuka Pramono dan Dedi Mulyadi adalah kompetisi politik level nasional, alias Pilpres.

Pasalnya, Jabar dan DKI dengan jumlah pemilih yang banyak, pemimpinnya selalu dikaitkan dengan tiket maju menjadi capres maupun cawapres.

"Karena tentu gubernur-gubernur di dua provinsi ini adalah mereka yang selalu dikait-kaitkan dengan bagaimana menjadi calon pemimpin di masa-masa yang akan datang," katanya.

"Karena kita tahu siapapun yang jadi Gubernur Jawa Barat, siapa pun yang jadi Gubernur Jakarta, biasanya kalau ada pemilu terutama Pilpres itu namanya masuk dalam bursa baik sebagai calon presiden ataupun sebagai calon wakil presiden," ucapnya lagi.

Polemik Banjir Jakarta

Sebelumnya, Pramono memastikan banjir yang terjadi di sejumlah wilayah Jakarta pada Minggu (6/7/2025) pagi, disebabkan kiriman dari Bogor, Jawa Barat.

"Memang banjir yang terjadi pada hari ini adalah banjir kiriman yang paling utama. Karena curah hujan yang cukup tinggi di atas 200 liter," kata Pramono Anung di TMII Jakarta, Minggu (6/7/2025).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved