Berita Jakarta

Guru Ngaji di Tebet Jaksel Cabuli Muridnya Sejak 2021, Orang Tua Tidak Ada Curiga

Kasus pencabulan anak di bawah umur oleh guru ngaji AF (54) di Tebet, Jakarta Selatan diduga sudah berlangsung sejak 2021 dan tidak ada rasa curiga.

Penulis: Ramadhan L Q | Editor: Junianto Hamonangan
Wartakotalive/Ramadhan LQ
PENCABULAN GURU NGAJI - Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Citra Ayu, di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Senin (30/6/2025). Aksi bejat tersebut diduga telah berlangsung sejak 2021, dan tak ada yang mencurigai. 

Dalam melancarkan aksinya, pelaku mengajak korban ke ruang tamu usai santriwan pulang terlebih dahulu.

"Setelah itu, terlapor memaksa korban untuk memegang kemaluannya dan menggerak-gerakkan untuk onani sampai keluarnya air mani ke lantai," tutur dia.

Berdasarkan pengembangan, pelaku mengaku apa yang diperbuatnya ini sudah berulang kali dilakukan dengan korban yang berbeda, yakni total 10 anak.

"Memberikan pelajaran tambahan tentang hadas laki-laki dan perempuan, kemudian menggambarkan gambar kemaluan di papan tulis, menunjukkan kemaluan kepada anak korban," imbuh Ardian. 

Diberitakan Warta Kota sebelumnya, penyidik sudah menyegel rumah guru ngaji tersebut di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (28/6/2025).

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ardian Satrio Utomo menjelaskan, penangkapan terhadap tersangka berdasarkan laporan polisi LP/B/2301/VI/2025/SPKT/POLRES METRO JAKSEL/POLDA METRO JAYA.

Kasus ini kini tengah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan.

“Pelaku diamankan atas dugaan melakukan perbuatan melanggar hukum terhadap sejumlah anak yang merupakan murid mengajinya,” ujar AKBP Ardian, Minggu (29/6/2025).

Pelaku mengajak para korban ke rumahnya dengan alasan ingin memberikan pelajaran agama dan ketika di dalam anak-anak tersebur dicabuli.

Hasil penyelidikan, perbuatan guru ngaji itu bukan pertama kali, tapi berulang terhadap sejumlah anak dalam kurun waktu 2021 hingga 2025. 

Dua korban terakhir yang dilaporkan berinisial CNS (10) dan SM (12) dan polisi masih mencari korban lain karena diduga ada sekira 10 anak lebih mengalami aksi pencabulan. 

Polisi juga telah memintai keterangan sejumlah saksi dan mengamankan barang bukti berupa hasil visum, sarung, telepon genggam, dan papan tulis.

“Modusnya adalah memberikan pelajaran tambahan terkait materi agama, kemudian pelaku melakukan tindakan yang tidak semestinya kepada para korban. Setelah itu pelaku memberi uang kepada anak-anak dan melarang mereka menceritakan kejadian tersebut,” ungkapnya.

Ardian menduga, Fadhillah melakukan intimidasi, manipulasi kepercayaan anak, serta penyalahgunaan posisi sebagai guru agama untuk melancarkan aksi pencabulan.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang merasa anaknya pernah menjadi korban dapat menghubungi hotline yang disediakan di nomor +62 813-8519-5468.

Halaman
1234
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved