KEREN! Stasiun Bumi yang Dibangun Pegiat Radio Amatir Bisa Pantau Satelit di Angkasa 

Sejumlah pegiat radio amatir satelit berhasil membangun ground station (GS) atau stasiun bumi di Jakarta Selatan yang dapat memantau gerakan satelit

dok. Amateur Satellite Indonesia
STASIUN BUMI - Salah seorang pengelola Stasiun Bumi Pakubuwono, Jakarta Selatan berada di ruang kendali memantau satelit di luar angkasa, beberapa waktu lalu. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejumlah pegiat radio amatir satelit berhasil membangun ground station (GS) atau stasiun bumi di Jakarta Selatan. 

Tak main-main, stasiun bumi ini dapat memantau berbagai jenis satelit yang ada di luar angkasa

Stasiun Bumi Pakubuwono Amateur Satellite Indonesia (Amsat-ID), bukan sekadar proyek biasa, tapi salah satu stasiun bumi komunitas paling lengkap dan canggih di Indonesia. 

"GS Pakubowono menjadi stasiun bumi pertama terlengkap di Indonesia di luar GS milik pemerintah," ujar Presiden Amsat-ID, Muhammad Yasir Zain dari keterangan resminya pada Kamis (19/6/2025). 

Menurutnya, stasiun bumi ini didirikan bukan oleh lembaga negara atau korporasi besar, melainkan kerja keras anggota AMSAT-ID (YDØACE, YBØOSU, dan YDØAVJ) yang ingin membawa Indonesia lebih dekat dengan dunia satelit

Dia menjelaskan, satelit bumi ini memiliki ragam kemampuan memantau berbagai jenis satelit yang ada di luar angkasa. 

Baca juga: Kejagung Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Proyek Satelit di Kemhan, Negara Rugi Rp 300 M

Baca juga: Fakta Terbaru Judol, AK yang Kendalikan Kantor Satelit di Bekasi Ternyata Gagal Seleksi di Komdigi

Mulai dari satelit LEO (Low Earth Orbit) yang mengorbit rendah di ketinggian 500–1.200 kilometer, MEO (Medium Earth Orbit) yang mengorbit pada ketinggian 5.000 hingga 20.000 kilometer, hingga satelit GEO (Geostationary Earth Orbit) yang 'diam' di atas ekuator di ketinggian 36.000 kilometer. 

"Stasiun ini bisa berkomunikasi dengan satelit amatir, memantau cuaca, hingga yang paling keren bisa memenuhi sertifikasi untuk melakukan kontak komunikasi langsung dengan astronot di ISS (Stasiun Antariksa Internasional). Ya, komunikasi beneran, bukan cuma nonton di TV!," jelasnya. 

Untuk bisa menjangkau ISS, butuh peralatan dengan spesifikasi tinggi dan pengetahuan teknis yang tidak main-main, dan GS Pakubuwono sudah memenuhi semua syarat itu. 

Bahkan, stasiun ini juga bisa digunakan sebagai jembatan komunikasi antar negara, termasuk antara Asia dan Australia. 

Dia menungkap, stasiun bumi ini memberikan manfaat yang cukup banyak bagi Indonesia yang tinggal di bumi. 

Salah satu contoh nyata, saat bencana seperti gempa atau banjir bandang melanda dan jaringan komunikasi putus, radio amatir bisa jadi penyelamat. 

"Dengan alat ini, relawan bisa tetap berkabar dan mengirim informasi penting tanpa harus bergantung pada sinyal HP atau internet," ucap Pengelola GS Pakubuwono, Aditya Sanjaya. 

Baca juga: Tiga Orang Kendalikan Kantor Satelit di Bekasi soal Kasus Judi Online, Siapa Saja Mereka?

Baca juga: Satelit Satria Sukses Diluncurkan, Pertimbangkan Efisiensi Anggaran Bakti Kominfo Akhiri Kontrak HBS

Tak cuma soal darurat, radio amatir juga bisa digunakan untuk komunikasi ekspedisi alam, seperti pendakian gunung atau eksplorasi wilayah terpencil. 

Bahkan, beberapa komunitas pernah menggunakannya untuk mencari lokasi balon udara ilmiah yang dilepaskan ke atmosfer. 

"Kami menghadirkan stasiun bumi Pakubuwono sebagai bukti kehadiran masyarakat madani Indonesia memasuki komunitas satelit amatir dunia. Stasiun bumi Pakubuwono setara dengan stasiun-stasiun bumi satelit amatir di negara-negara maju lainnya," katanya. 

Aditya berkata, anak muda Indonesia yang penasaran bisa bergabung dengan komunitas Amsat-ID dan memanfaatkan stasiun bumi Pakubuwono untuk belajar. 

Mereka juga dapat mengakses satelit amatir yang jumlahnya ratusan di ruang angkasa

"Anak muda yang penasaran soal satelit bisa datang, lihat langsung alat-alatnya, dan belajar gimana cara kerja komunikasi luar angkasa. Harapannya, anak-anak Indonesia juga bisa ikut mengembangkan teknologi satelit, bukan cuma jadi pengguna," tutur Aditya. 

"Bayangkan kalau ada anak SMA yang belajar di sini, lalu suatu hari bisa merancang satelitnya sendiri. Itu bukan mimpi. Itu visi dari komunitas AMSAT-ID yang ingin membangun generasi baru ahli satelit dari tanah air," lanjut Aditya 

Meski sudah canggih, para pendiri GS Pakubuwono tidak mau berhenti sampai di sini.  

"Kami akan terus memperbarui perangkat keras dan perangkat lunaknya agar selalu sesuai dengan perkembangan zaman," ujar Pengelola GS Pakubowono lainnya," Adityo Kusharjanto. 

Menurut dia, GS Pakubuwono Amsat-ID adalah bukti nyata bahwa teknologi tinggi tidak harus datang dari institusi besar. 

"Dengan semangat, ilmu, dan kolaborasi, masyarakat bisa menghadirkan inovasi yang berdampak luas," imbuhnya. 

Bagi masyarakat yang penasaran atau ingin belajar langsung, dapat menghubungi pengelola GS Pakubuwono untuk keterangan lebih lanjut di pakubuwonogs@gmail.com.

 

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di WhatsApp.

Baca berita Wartakotalive.com lainnya di Google News.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved