Berita Jakarta

Posko SPMB di Jakarta Timur, Setiap Hari Terima Aduan 300 dari Orang Tua dan Calon Siswa

Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur 1 sudah membuka posko sistem penerimaan murid baru (SPMB) yang ada di SMKN 26 Jakarta sejak pertengahan Juni 2025.

Penulis: Miftahul Munir | Editor: Junianto Hamonangan
Warta Kota/Miftahul Munir
SPMB JAKTIM - Sejumlah orang tua mengurus anaknya masuk sekolah negeri di Posko SPMB Jaktim, Selasa (17/6/2025). Setiap hari ada 300 aduan yang masuk ke petugas di posko SPMB. 

WARTAKOTALIVE.COM, PULOGADUNG - Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur 1 sudah membuka posko sistem penerimaan murid baru (SPMB) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 26 Jakarta sejak pertengahan Juni 2025.

Kasi SMP-SMA Sudin Pendidikan Jaktim 1, Tri Kurniasih menerangkan, setiap hari pihaknya menerima sekira 300 aduan baik secara daring maupun yang datang langsung.

"Jadi yang sering ya datang ke sini tuh terkait dengan reset password. Biasanya mereka reset password. Terus kemudian mereka akun pendaftarnya yang belum terverifikasi. Tapi biasanya laporan-laporan itu tuh cepat kita selesaikan ya," kata Tri di lokasi, Selasa (17/6/2025). 

Menurut Tri, biasanya orangtua atau calom murid baru (CMB) bertanya tentang cut-off atau batas waktu pendaftaran.

Ia pun mengakui banyak yang terlambat pendaftaran sehingga mereka meminta solusi lain agar bisa tetap masuk sekolah ke negeri.

"Batas waktu seorang CPMB bisa mendaftarkan berdasarkan tanggal yang ada di kartu keluarga. Jadi kalau melebihi itu CMB otomatis ditolak. Tidak bisa mendaftar sebagai calon peserta penerimaan murid baru," jelasnya.

"Iya kalau solusinya dari kita memang secara regulasi kan memang SPMB ini dikhususkan untuk anak-anak yang berdomisili di wilayah DKI Jakarta. Kecuali untuk jalur mutasi," ungkapnya.

Tri menambahkan, masalah lain yang dihadapi petugas di posko SPMB adalah kesalahan dari orang tua menginput sekolah yang dituju.

Padahal, kata Tri, anak daru orangtua yang protes itu diterima di negeri, tapi karena bukan sekolah tujuan utama maka mereka protes.

"Kalau nyangkut berarti kan diterima dong gitu. Tapi mereka enggak terima gitu dengan alasan mereka salah pilih sekolah. Yang itu kami enggak bisa (bantu) karena itu kan sistem gitu ya," jelasnya.

Baca juga: Jadi Percontohan Sekolah Swasta Gratis, Manajemen SMP Al-Hasanah Takut Pencairan Anggaran Molor

Tri memberikan pengertian kepada orangtua tersebut agar menunggu nama anaknya terlempar dari daftar sekolah tersebut.

"Mereka menunggu sampai bisa terlempar itu saja sih. Iya dia bisa milih sekolah baru lagi selama rentang waktu yang masih diperbolehkan di sistem. Dia bisa milih tiga lagi. Terlempar lagi dia pilih lagi tiga lagi sampai dia nyangkut gitu," imbuhnya.

Sementara itu, Tedi Irawan salah satu orangtua mendatang posko SPMB di SMKN 26 Pulogadung Jakarta Timur.

Ia datang sendirian membawa sejumlah dokumen penting untuk keperluan anaknya masuk sekolah dasar (SD) di Cipinang Besar Utara.

"Iya pas daftar verifikasinya ditolak karena Kartu Keluarganya enggak sesuai katanya. Saya datang ke kelurahan terus disuruh ke sini," ungkap Tedi.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved